Berita Populer Sumbar
POPULER SUMBAR: Kisah Siswa di Sungai Geringging Mencari Signal, Ada Jejak Harimau di Solok
Berikut berita Populer Sumbar yang telah tayang selama 24 jam terakhir di TribunPadang.com. Ada berita tentang Mencari Sinyal, Kisah Rutin Sejumlah
TRIBUNPADANG.COM - Berikut berita Populer Sumbar yang telah tayang selama 24 jam terakhir di TribunPadang.com.
Ada berita tentang Mencari Sinyal, Kisah Rutin Sejumlah Siswa di Sungai Geringging Tiap Pulang Sekolah, Hampir Setahun.
Kemudian berita Ada Jejak Kaki Harimau Sumatera di Kabupaten Solok, BKSDA: Status Masih Waspada.
Baca berita selengkapnya :
1. Sebuah tempat di pinggir Jalan Batu Gadang menuju Sungai Limau, Padang Pariaman, Sumatera Barat, menjadi lokasi favorit sejumlah pelajar sepulang sekolah.
Hampir setiap hari selepas pulang sekolah, akan ditemukan sejumlah remaja yang masih menggunakan seragam sekolah, mengemper duduk di atas tanah.
Mereka bukan sedang antre kuliner viral atapun menanti jemputan.
Sejumlah remaja ini duduk di atas tanah maupun rumput sedang mencari sinyal internet.
Seperti yang TribunPadang.com temui Selasa (19/7/2022) sore kemarin.
Terlihat ada empat remaja yang merupakan tiga orang siswa Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan satu orang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baru pulang sekolah.
Vina, seorang siswa SMPN 4 Sungai Garinggiang mengatakan tempat mereka berkumpul hari itu adalah lokasi terbaik memperoleh sinyal untuk mengakses smartphonenya.
Sinyal di pinggir Jalan Batu Gadang menuju Sungai Limau ini jauh lebih baik daripada rumahnya di Koto Tinggi Kuranji Hulu, Sungai Garinggiang Padang Pariaman.
Lokasi tempat Vina dan kawan-kawannya 'nongkrong' siang itu itu berada di dekat penurunan.
Lokasinya seperti bebukitan tapi memiliki tanah cukup datar.
Bersama temannya, Vina duduk beralaskan tanah untuk mendapatkan sinyal bagus.
Mereka duduk di pinggir jalan dekat kendaraan berlalu lalang.
Dibandingkan daerah di perkotaan, sinyal bagus di pinggir jalan ini menjadi anugerah bagi siswa ini.
Padahal, pantauan TribunPadang.com, di sekitar lokasi empat sekawan itu mencari sinyal tidak ada rumah warga.
Selain mereka, sore itu terlihat ada dua orang pemuda sedang bermain game dan dua orang perempuan paruh baya sibuk dengan smartphone masing-masing.
"Sudah hampir satu tahun saya menghabiskan waktu pulang sekolah di sini," katanya pada TribunPadang.com, Selasa (19/7/2022) sore.
Awalnya ia mengetahui lokasi itu memiliki sinyal yang bagus setelah melihat banyak warga duduk menggunakan telepon genggam mereka di sana.
Melihat itu keempatnya mencoba juga dengan telepon genggam masing-masing ternyata benar sinyal bagus di tempat itu.
Vina bersama empat temannya ini rutin menghabiskan waktu sekitar 30 menit sampai satu jam di tempat itu sebelum pulang ke rumah.
Mereka memilih duduk di sana sebelum pulang, karena kondisi sinyal di rumahnya tidak memadai untuk berjelajah di dunia Maya.
"Hampir setiap hari singgah ke sini, soalnya di rumah itu sinyal tidak ada. Kalau di sekolah ada tapi tidak boleh main smartphone di sekolah. Jadi ke sini dulu," terangnya.
Vina berujar saat di tempat itu sembari melihat sosial media, ia juga menyempatkan mencari bahan untuk materi pelajarannya.
Lebih lanjut Veli Sarmi siswa SMA 1 Sungai Garinggiang, berujar bahwa akibat susah sinyal di rumah ini ia agak kesulitan untuk mencari materi tambahan di internet.
"Saya harap semoga sinyal di rumah bisa segera bagus, jadi tidak perlu lagi singgah di sini," sebutnya.
Keempat siswa ini tinggal berdekatan di Koto Tinggi Kuranji Hulu Sungai Garinggiang Padang Pariaman, mereka berharap semoga di tempat mereka tinggal sinyal internet bisa lebih baik ke depannya.
Baca juga: Wisata Sumatera Barat: Menilik Batu Malin Kundang yang Berada di Pantai Air Manis Padang
Baca juga: Sarasah Banda Langsung: Surga Tersembunyi di Batu Gadang, Lubuk Kilangan, Kota Padang Sumatera Barat
Baca juga: Wagub Audy Joinaldy Pimpin Apel Pimpin, Siaga Dalkarhutla 2022 di Sijunjung Sumatera Barat
2. Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemunculan harimau di Kabupaten Solok.
Harimau ini dilaporkan muncul seiring dengan ditemukannya jejak kaki di Gantung Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok.
"Iya betul, sudah ada tim BKSDA yang melakukan identifikasi dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat," kata kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono, Rabu (20/7/2022).
Baca juga: Heboh Kemunculan Harimau di Solok, Jejak Kaki Ditemukan di Dua Lokasi Ladang Milik Warga
Ia mengatakan jejak harimau ditemukan di dua lokasi ladang masyarakat dan kondisi jejak sudah mengering.
Ada sebanyak delapan jejak kaki harimau Sumatera yang ditemukan berdasarkan identifikasi.
"Lokasinya berbatasan dengan hutan, dan kami akan melakukan pemantauan terus. Status masih waspada," kata Ardi Andono.
Diberitakan sebelumnya, warga Kabupaten Solok dihebohkan dengan kemunculan harimau pada 15 dan 16 Juli 2022.
Kemunculan harimau di Solok dibenarkan oleh Kapolsek Kubung, Iptu Andri Perkasa.
Iptu Andri Perkasa, mengatakan dua ekor harimau muncul di Rimbo Mudik Aia Jorong Baringin, Nagari Gantung Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumbar.
Ia menyebut pihak BKSDA telah datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan terkait kemunculan harimau ini.
"Kita saat itu mendampingi dan melakukan monitoring bersama tim BKSDA dari SKW III Sijunjung, tentang laporan warga adanya dua ekor binatang dilindungi berupa harimau Sumatera di Rimbo Mudik Aia, Jorong Baringin," kata Iptu Andri Perkasa, Rabu (20/7/2022).
Ia mengungkapkan harimau tersebut dilaporkan masyarakat muncul pada 15 dan 16 Juli 2022.
Hasil dari pengecekan pun ditemukan berupa jejak kaki harimau di dua lokasi ladang milik warga.
"Jejak kaki harimau itu berukuran 20 x 20 cm dan 14 x 14 cm. Kawasan penemuan jejak kaki harimau tersebut adalah tempat masyarakat beraktivitas di ladang," ujarnya.
Iptu Andri Perkasa mengimbau masyarakat yang berladang agar lebih berhati-hati.
"Jangan sendiri-sendiri, kalau dapat berdua untuk mengantisipasi hal terburuk atau yang tidak diinginkan. Datang ke ladang di atas pukul 08.00 WIB dan pulang sebelum pukul 16.00 WIB," imbaunya. (*)