Bagaimana Kriteria Keberhasilan Doa? Simak Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Doa merupakan permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Bagaimanakah kriteria keberhasilan sebuah doa? Simak penjelasan ustaz Adi Hidayat.

Editor: Mega Satriani Purwaningtyas
Tangkapan layar Youtube Adi Hidayat Official
Ustaz Adi Hidayat 

TRIBUNPADANG.COM - Doa merupakan permohonan seorang hamba kepada Tuhannya.

Manusia memiliki segala keinginan dan harapan, sehingga ia menyampaikan permohonan tersebut kepada Allah SWT.

Tidak hanya dua hal tersebut, terkadang manusia juga mengeluhkan masalah yang ia hadapi dalam bentuk doa.

Dalam kegelisahan hati manusia, sebaik-baiknya tempat berkeluh kesah dan menumpahkan segala persoalan hidup hanya kepada Allah SWT.

Doa seorang mukmin tidak akan ditolak asal memenuhi syarat dan adab, dan Allah akan memberikan pilihan yang terbaik.

Bisa jadi Allah akan mengabulkan, mengganti dengan yang lebih baik, atau Allah akan menundanya di waktu yang tepat.

Dalam video yang diunggah di kanal Youtube Adi Hidayat Official, seorang jemaah bertanya tentang bagaimana kriteria dikabulkannya doa.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa sebuah keberhasilan tidak selaras dengan kabulnya doa seorang hamba.

Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Anjurkan Baca Amalan Berikut Agar Pikiran Tenang Saat Menghadapi Kesulitan

Baca juga: Bagaimana Hukum Membaca Al Quran Namun Belum Wudhu? Begini Jawaban Ustadz Adi Hidayat

Karena dalam Al Quran, keberhasilan seorang hamba tidak hanya dinilai dari makbulnya doa itu, namun dilihat dari proses yang ia lakukan.

“Pertama doa itu ditampilkan dalam ayat-ayat al-qur’an bukan jadi standard keberhasilan atas capaian yang diinginkan seorang hamba," ujar Ustadz Adi Hidayat.

“Doa itu adalah ungkapan atas harapan kepada Tuhan untuk bisa memberikan persetujuan kelarasaan dari apa yang diinginkan,” tambahnya.

Saat rencana seorang hamba tidak sesuai dengan apa yang Allah inginkan, maka sejatinya manusia menyandarkan segala hal kepada keinginan Allah.

“Karena itu ketika ada keinginan hamba dan keinginan Tuhan berbeda di dalamnya, maka ikutkan keinginan hamba kepada keinginan Tuhan. Maka ini yang disebut dengan nilai tawakal," pungkas Ustadz Adi Hidayat.

Dalam Surat Al Baqarah ayat 186 dijelaskan,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved