Risiko Cacar Monyet adalah Dapat Menyebar dari Hewan ke Manusia, Gejala: Demam, Sakit Kepala Hebat

Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Risiko cacar monyet adalah dapat menyebar dari hewan ke manusia.

Editor: Rizka Desri Yusfita
HealthReflect via Grid.id
Apa itu Cacar Monyet atau Monkeypox? - Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Risiko cacar monyet adalah dapat menyebar dari hewan ke manusia. 

TRIBUNPADANG.COM - Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox.

Risiko cacar monyet adalah dapat menyebar dari hewan ke manusia, karena termasuk penyakit zoonosis virus.

Selain itu juga bisa menyebar di antara orang-orang.

Gejala cacar monyet adalah demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, energi rendah, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam atau lesi kulit.

Dilansir laman resmi who.int, Selasa (28/6/2022), penyakit cacar monyet umumnya ditemukan di Afrika Tengah dan Barat, di dua lokasi tersebut terdapat hutan hujan tropis.

Di hutan hujan tropis, hewan yang mungkin membawa virus tersebut biasanya hidup dan berkembang.

Baca juga: Apakah Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat?

Baca juga: Cacar Monyet di Indonesia, Jubir Kemenkes RI Sebut Belum Ada Laporan Kasus

Orang dengan cacar monyet kadang-kadang diidentifikasi di negara lain di luar Afrika tengah dan barat, mengikuti perjalanan dari daerah endemik cacar monyet.

Gejala cacar monyet biasanya termasuk demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, energi rendah, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam atau lesi kulit.

Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari dari awal demam.

Lesi bisa datar atau sedikit menonjol, berisi cairan bening atau kekuningan, dan kemudian bisa mengeras, mengering dan rontok.

Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa hingga beberapa ribu.

Baca juga: Kenali Penyakit Cacar Monyet, Baca Sejarah, Gejala, Penularan hingga Cara Pencegahan

Baca juga: Waspada Wabah Cacar Monyet, Dikabarkan Telah Menyebar di Beberapa Negara Eropa

Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Mereka juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin dan mata.

Gejala biasanya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu dan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.

Jika Anda merasa memiliki gejala yang mungkin merupakan cacar monyet, mintalah saran dari penyedia layanan kesehatan Anda.

Beri tahu mereka jika Anda pernah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang telah mencurigai atau mengonfirmasi cacar monyet.

Dilansir Tribunnews, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku prihatin dengan wabah cacar monyet yang sudah terdeteksi di 48 negara.

Menurutnya, kasus cacar monyet merupakan ancaman kesehatan yang saat ini menjadi sorotan oleh WHO.

Meski memiliki tingkat bahaya sedang, WHO melaporkan kini ada lebih dari 3.200 kasus cacar monyet yang dilaporkan di negara yang biasanya tidak menyebar.

Sementara menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus cacar monyet belum terdeteksi di Indonesia hingga 25 Juni 2022.

"Saya sangat prihatin dengan wabah cacar monyet, ini jelas merupakan ancaman kesehatan yang berkembang yang diikuti oleh rekan-rekan saya dan saya di Sekretariat WHO," kata Tedros, dikutip dari Channel News Asia.

Kendati demikian, Tedros menyebut cacar monyet belum menjadi penyakit darurat kesehatan global.

Sebab label darurat global saat ini hanya berlaku untuk pandemi Covid-19 dan upaya berkelanjutan untuk memberantas polio.

WHO pun mengurungkan status darurat global untuk kasus cacar monyet setelah mendapat saran dari diskusi para ahli internasional.

"Ada lebih dari 3.200 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan satu kematian dilaporkan dalam enam minggu terakhir dari 48 negara di mana biasanya tidak menyebar," ujar Tedros.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan pada Senin (20/12/2021) agar dunia bersatu dan membuat keputusan sulit yang diperlukan untuk mengakhiri pandemi Covid-19 dalam tahun depan.

Sejauh tahun ini hampir 1.500 kasus dan 70 kematian akibat cacar monyet terjadi di Afrika tengah.

Adapun, kasus infeksi cacar air lebih umum dan banyak dilaporkan khususnyaa di Republik Demokratik Kongo.

Sementara, cacar monyet, penyakit virus yang menyebabkan gejala mirip flu dan ruam di kulit, telah menyebar sebagian besar pada pria yang berhubungan seks dengan pria di luar negara endemik.

"Ini memiliki dua clades - strain Afrika Barat, yang diyakini memiliki tingkat kematian sekitar 1 persen dan yang merupakan strain yang menyebar di Eropa dan tempat lain, dan strain Congo Basin, yang memiliki tingkat kematian mendekati 10 persen," jelasnya.

(WHO) (Tribunnews)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved