Apakah Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat?

Apakah Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet keadaan darurat kesehatan masyarakat? Virus Monkeypox atau cacar monyet dilaporkan semakin menyebar di luar

Editor: Rizka Desri Yusfita
HealthReflect via Grid.id
Apa itu Cacar Monyet atau Monkeypox? - Apakah Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet keadaan darurat kesehatan masyarakat? Virus Monkeypox atau cacar monyet dilaporkan semakin menyebar di luar negeri. 

TRIBUNPADANG.COM - Apakah Wabah Monkeypox atau Cacar Monyet keadaan darurat kesehatan masyarakat?

Virus Monkeypox atau cacar monyet dilaporkan semakin menyebar di luar negeri.

Penyakit cacar monyet disebabkan oleh infeksi virus monkeypox, yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.

Dilansir dari Tribunnews, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan komite darurat pada Kamis pekan depan.

Komite darurat itu dalam rangka menilai apakah wabah monkeypox atau cacar monyet merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Baca juga: Cacar Monyet di Indonesia, Jubir Kemenkes RI Sebut Belum Ada Laporan Kasus

Baca juga: Kenali Penyakit Cacar Monyet, Baca Sejarah, Gejala, Penularan hingga Cara Pencegahan

Baca juga: Waspada Wabah Cacar Monyet, Dikabarkan Telah Menyebar di Beberapa Negara Eropa

Seperti diketahui, status itu merupakan peringatan tingkat tertinggi yang dikeluarkan badan PBB tersebut, yang saat ini hanya berlaku untuk pandemi Covid-19 dan polio.

Sejak awal tahun, ada 1.600 kasus yang dikonfirmasi dan 1.500 dugaan cacar monyet dan 72 kematian, kata WHO.

 Cacar monyet telah menyebar di 39 negara, termasuk di mana virus biasanya menyebar.

Cacar monyet adalah endemik di beberapa bagian Afrika tetapi ada lebih banyak kasus baik di negara-negara tersebut dan di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir.

Virus ini menyebabkan gejala seperti flu dan lesi kulit, dan menyebar melalui kontak dekat.

Cacar monyet diperkirakan berakibat fatal pada sekitar 3 hingga 6 persen kasus, meskipun belum ada kematian akibat wabah ini yang dilaporkan di luar Afrika.

Mayoritas kematian tahun ini terjadi di Republik Demokratik Kongo.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sudah waktunya mempertimbangkan untuk meningkatkan respons karena virus berperilaku tidak biasa, lebih banyak negara yang terpengaruh, dan ada kebutuhan untuk koordinasi internasional.

 "Kami tidak ingin menunggu sampai situasi di luar kendali," kata direktur darurat WHO untuk Afrika, Ibrahima Socé Fall, sebagaiama dikutip Channel News Asia.

Pertemuan komite minggu depan akan terdiri dari para ahli global, tetapi Direktur Jenderal WHO membuat keputusan akhir tentang apakah wabah itu layak diberi label, yang dikenal sebagai PHEIC.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved