Mengenalkan Silek Tuo Minangkabau Melalui Pagelaran, Ratusan Pendekar Silat Berkumpul di Payakumbuh

Ratusan pandeka silek (pendekar silat) dari berbagai kabupaten kota di Sumatera Barat (Sumbar) berkumpul di Kota Payakumbuh.

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM/FUADI ZIKRI
Atraksi pencak silat dalam pagelaran silat tua (silek tuo) Minangkabau di Agamjua Art and Culture Cafe, Kota Payakumbuh, Minggu (12/6/2022) malam. 

Namun kini katanya kebanyakan setiap sasaran tidak memiliki surau dan begitu juga sebaliknya, banyak surau yang tidak memiliki sasaran silek sehingga silat hanya menjadi beladiri.

"Dua komponen ini kita akui eksistensinya saat ini juga memang sudah mulai pudar, terutama bagi anak muda. Jadi ini yang akan kita bangkitkan lagi dengan mengenalkannya melalui pergelaran," terang dia.

Supardi melanjutkan, setelah musyawarah selesai dilakukan, pihaknya menggelar pagelaran di sebuah cafe di Kota Payakumbuh dengan tujuan sasaran anak milenial.

"Kita berharap dengan adanya pagelaran ini, generasi muda saat ini dapat mencintai kembali tradisi kita, kultur kita yang selama ini dilupakan," harapnya.

Terkait pameran kuliner, Supardi menambahkan, bakal digelar di Ngalau Indah pada Rabu (15/6/2022) mendatang.

Harapan Bangkitnya Silek Tuo Minangkabau

Zulfandri Yundra, tuo silek sasaran Harimau Sakato asal Kabupaten Solok mengatakan, rangkaian kegiatan itu merupakan sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu pihaknya.

Menurut Zulfandri, melalui musyawarah dan pagelaran silat yang diselenggarakan dapat membangkitkan kembali gairah dan eksistensi silek tuo Minangkabau.

Melalui musyawarah, para tuo silek dari berbagai sasaran bisa saling bertukar pikiran untuk memajukan salah satu beladiri tradisional Minangkabau tersebut.

"Melalui pagelaran kita bisa mengkampanyekan kepada banyak orang bahwa silek tuo merupakan warisan yang patut kita jaga dan lestarikan sekaligus menjadi kebutuhan kita," katanya.

Akmal Khairi, seorang pelaku silat dari sasaran Aia Udang yang juga berasal Kabupaten Solok mengatakan hal serupa.

"Saya berharap kegiatan ini rutin diselenggarakan, terutama pagelaran ini, kalau bisa setiap bulan ada," ungkapnya.

Diyanah (24), salah seorang penonton pagelaran di Agamjua Art and Culture Cafe mengaku takjub dengan berbagai atraksi pencak silat yang ditampilkan.

Ia menyebut selama ini ia hanya mengetahui silat itu sebatas beladiri dan salah satu olahraga yang pertandingkan melalui kejuaraan olahraga.

"Di sini saya melihat ternyata silat ini banyak macamnya dan tidak hanya sekadar beladiri, tapi lebih luas lagi, ada budaya dan karakteristiknya sendiri," katanya.

Dia berharap silek tuo Minangkabau dapat lestari dan terus dijaga terutama oleh generasi muda. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved