Mengenal Denial Syndrome, Menolak dan Tak Mau Menerima Fakta-fakta yang Menyakitkan, Ngeyel?
Mengenal denial syndrome, menyangkal dan menolak serta tak mau menerima fakta-fakta yang menyakitkan.
Penulis: Rizka Desri | Editor: Rizka Desri Yusfita
Jenis penolakan ini merupakan respons yang membantu terhadap informasi yang membuat stres. Anda awalnya menyangkal masalah yang menyedihkan itu.
Tetapi ketika pikiran Anda menyerap kemungkinan itu, Anda mulai mendekati masalah dengan lebih rasional dan mengambil tindakan dengan mencari bantuan.
Ketika dihadapkan dengan pergantian peristiwa yang luar biasa, tidak apa-apa untuk mengatakan, "Saya tidak bisa memikirkan semua ini sekarang."
Anda mungkin perlu waktu untuk menyelesaikan apa yang terjadi dan beradaptasi dengan keadaan baru.
Tetapi penting untuk menyadari bahwa penolakan seharusnya hanya menjadi tindakan sementara — itu tidak akan mengubah realitas situasi.
Tetapi sebelum menuntut agar orang yang Anda cintai menghadapi kenyataan, mundurlah selangkah.
Cobalah untuk menentukan apakah dia hanya perlu sedikit waktu untuk menyelesaikan masalahnya.
Pada saat yang sama, beri tahu orang tersebut bahwa Anda terbuka untuk membicarakan topik tersebut, meskipun itu membuat Anda berdua tidak nyaman.
Jika orang yang Anda cintai sedang menyangkal masalah kesehatan yang serius, seperti depresi, kanker, atau kecanduan, membicarakan masalah itu mungkin sangat sulit.
Dengarkan dan tawarkan dukungan Anda.
Jangan mencoba memaksa seseorang untuk mencari pengobatan, yang dapat menyebabkan konfrontasi dengan kemarahan.
Tawarkan untuk bertemu dengan dokter atau penyedia kesehatan mental.
Sementara dilansir dari sehatq.com, denial juga bisa menimbulkan dampak negatif.
Diantaranya membahayakan diri dan orang lain.
Penyangkalan atas situasi yang genting seperti kondisi medis atau konseling untuk masalah mental menyebabkan seseorang cenderung menunda bertemu dokter.
Akibatnya, kondisi medis yang ada bisa jadi justru kian parah karena penanganan tidak diberikan sesegera mungkin.