Ketahui tentang Kateter Urine, Viral Setelah Mahasiswi Curhat Pasang Kateter Pria di TikTok
Ketahui tentang kateter urine, lengkap beserta kegunaan, dan prosedur pemasangannya. Viral setelah mahasiswi curhat pasang kateter pria di TikTok
TRIBUNPADANG.COM - Ketahui tentang kateter urine, lengkap beserta kegunaan, dan prosedur pemasangannya.
Kateter urine viral karena munculnya curhatan seorang mahasiswi di TikTok saat memasang kateter ke pasien laki-laki.
Ia meminta maaf setelah videonya viral dan dihujat netizen Indonesia.
Apa itu kateter urine?
Dilansir dari Tribunnews, kateter urine merupakan tabung fleksibel untuk mengalirkan urine dari kandung kemih dan mengarah ke kantong drainase.
Kateter umumnya diperlukan ketika seseorang tidak dapat mengosongkan kandung kemihnya.
Baca juga: Putus Penyebaran PMK: Perketat Pengawasan Ternak Masuk Sumbar di Perbatasan, Cek Kesehatan Hewan
Baca juga: Konsumsi Sayur dan Buah, Makanan untuk Kesehatan Mata: Ikan, Kacang-kacangan hingga Biji-bijian
Jika kandung kemih tidak dikosongkan, urine dapat menumpuk dan menyebabkan tekanan pada ginjal.
Tekanan tersebut dapat menyebabkan gagal ginjal, yang bisa berbahaya dan mengakibatkan kerusakan permanen pada ginjal.
Dikutip dari News Medical, kateter telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno.
Orang Suriah kuno membuat kateter dari buluh, sementara orang Yunani kuno menggunakan tabung logam berlubang yang dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengosongkannya.
Dalam pengobatan modern, penggunaan kateter pertama kali dijelaskan oleh Dr. NB Sornborger yang mematenkan jarum suntik dan kateter pada tahun 1868.
Mengapa kateter perlu digunakan?
Seorang dokter mungkin akan merekomendasikan kateter untuk seseorang yang mengalami kesulitan saat buang air kecil.
Berikut beberapa alasan seseorang membutuhkan kateter, dikutip dari Medicalnewstoday:
- Terjadi penyumbatan di uretra, yang merupakan saluran yang membawa urin keluar dari kandung kemih
- Cedera uretra
- Prostat yang membesar pada pria
- Cacat lahir yang mempengaruhi saluran kemih
- Batu ginjal, ureter, atau kandung kemih
- Kelemahan kandung kemih atau kerusakan saraf
- Tumor di dalam saluran kemih atau organ reproduksi
- Operasi pada kelenjar prostat Anda
- Operasi di area genital, seperti perbaikan patah tulang pinggul atau histerektomi
Kateter yang menetap mirip dengan kateter intermiten, tetapi tetap terpasang selama beberapa hari atau minggu.
Kateter yang menetap adalah kateter yang berada di kandung kemih.
Jenis ini dapat berguna untuk jangka waktu pendek dan panjang.
Seorang perawat biasanya memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra.
Namun terkadang, perawat akan memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui lubang kecil di perut.
Balon kecil di ujung kateter digelembungkan dengan air untuk mencegah tabung meluncur keluar dari tubuh.
Balon kemudian bisa mengempis saat kateter perlu dilepas.
Ada dua jenis kateter yang menetap, yang memiliki teknik penyisipan berbeda:
- Kateter uretra: disebut juga disebut kateter Foley. Kateter jenis ini dipasang melalui uretra.
- Kateter suprapubik: kateter suprapubik dimasukkan melalui lubang kecil beberapa inci di bawah pusar.
Operasi ini akan dilakukan di rumah sakit saat pasien berada di bawah pengaruh bius lokal atau ringan.
Prosedur Pemasangan Kateter Urine
Pemasangan kateter dilakukan oleh perawat yang bertugas atas instruksi dari dokter.
Selain itu, kateter harus dipasang ke tubuh pasien dalam prosedur yang benar-benar steril untuk menghindari risiko infeksi kandung kemih.
Jadi, pastikan untuk selalu menjaga kebersihannya dan berkonsultasi dengan dokter.
Berikut ini prosedur pemasangan kateter urine:
1. Perawat akan membuka dan membersihkan peralatan kateterisasi serta alat kelamin pasien terlebih dahulu.
2. Kemudian, selang dilumuri dengan pelumas tertentu agar mudah dimasukkan ke dalam saluran kencing.
3. Pasien akan diberi bius lokal terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman saat dipasangi kateter.
4. Perawat memasukkan selang kateter ke dalam saluran kencing (uretra) sedikit demi sedikit.
5. Selang kateter akan dimasukkan kira-kira sekitar 5 cm, hingga mencapai leher kandung kemih.
6. Setelah itu, pasien sudah bisa langsung buang air kecil menggunakan selang kateter.
Urin akan mengalir melalui selang kateter, kemudian memasuki kantong urin.
7. Jangan lupa kosongkan kantong urin yang terhubung pada kateter setiap 6-8 jam sekali.
(Tribunnews.com)