Kabupaten Sijunjung
Update PMK di Sijunjung: Tercatat 59 Positif dan Suspek, Termasuk 31 Dilaporkan Telah Sembuh
Update kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), tercatat sebanyak 59 pada Kamis (26/5/2022).
Penulis: Hafiz Ibnu Marsal | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, SIJUNJUNG- Update kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), tercatat sebanyak 59 pada Kamis (26/5/2022).
Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Sijunjung, drh Ade Meliala menyebut 59 kasus tersebut, terdiri dari 35 ekor sapi dan 24 ekor kerbau.
"Dari 59 kasus itu, 31 ternak dilaporkan, diantaranya 14 ekor sapi dan 17 ekor kerbau, termasuk dua kasus positif pertama yang ditemukan pada Pasar Palangki," ungkap drh Ade Meliala kepada TribunPadang.com.
Kata Ade, 28 suspek lainnya saat ini masih dalam tindakan pengobatan dan saat ini sudah menunjukkan progres penyembuhan, tapi belum sembuh total.
"Untuk saat ini terdapat empat kecamatan terdampak kasus PMK, diantaranya Kecamatan IV Nagari, Lubuk Tarok, Kupitan dan Sijunjung," ujar Ade Meliala.
Sementara, untuk nagari yang terdampak diantaranya Nagari Palangki, Mundam, Sakti, Lubuk Tarok, Lalan, Koto Baru, Padang Sibusuk, Muaro Bodi dan Muaro.
Selain itu, untuk Pasar Ternak Palangki dan Pasar Ternak Kumanis saat ini masih ditutup oleh pihak Dinas Pertanian Sijunjung.
Baca juga: Mobil BMKG Padang Pariaman Terbakar di Sijunjung, Heron Tarigan: 3 Staf Inspeksi Alat Pengukur Cuaca
Kasus PMK di Sumbar
Dilansir TribunPadang.com, kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah, sebanyak 43 suspek, atau ternak yang terjangkit gejala serupa tercatat hingga, Jumat (20/5/2022).
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Sijunjung, drh Ade Meliala mengatakan dari semua suspek tersebut terdapat di Kecamatan Kupitan, Kecamatan IV Nagari, Kecamatan Lubuk Tarok.
"Untuk saat ini ternak yang menjadi suspek PMK tersebut yaitu sapi dan kerbau, yang mana kami dari medis Puskeswan Palangki sudah melakukan tindakan simptomatik atau tindakan pengobatan," ungkapnya, Jumat (20/5/2022).
Dikatakannya, sesuai dengan arahan dari gubernur, pihaknya saat ini masih menutup Pasar Ternak Palangki tempat dimana kasus PMK pertama terjadi.
"Selain Pasar Ternak Palangki yang merupakan pasar regional, kami juga memiliki pasar satelit yaitu Pasar Ternak Kumanis yang juga kami tutup saat ini," ujar Ade Meliala.
Kata Ade, penutupan pasar ternak tersebut ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.
"Sesuai SOP dari kementerian untuk mencegah penyebaran PMK ini, pasar ternak tetap akan kami tutup, saat nantinya penyakit ini sudah terkendali, maka dimungkinkan pasar ternak kembali dibuka," terangnya.