TIPS Sehat: Kurangi Asupan Protein, Simak Hasil Penelitian: Bisa Cegah Obesitas

Temuan studi peneliti di Pennington Biomedical Research Center menemukan pengurangan protein dalam makanan dapat memperpanjang umur, benarkah?

Penulis: Nika Afrilia | Editor: Emil Mahmud
Sajian Sedap
Ilustrasi: Mapo Tofu Daging, berkadar protein 

Namun, efek positif tersebut tidak tampak pada tikus yang kekurangan hormon metabolik FGF21.

Artinya, peran hormon FGF21 di otak sangat penting untuk memperbaiki kesehatan dan memperpanjang umur.

"Sebelumnya kami menunjukkan FGF21 bekerja di otak untuk meningkatkan kesehatan metabolisme pada tikus muda yang diberi diet rendah protein," jelas Hill.

"Data baru ini mengungkapkan, FGF21 meningkatkan kesehatan metabolisme sekaligus memperpanjang umur."

"FGF21 adalah hormon pertama yang diketahui yang menggabungkan perilaku makan dan kesehatan metabolisme untuk memperpanjang umur selama pembatasan protein," imbuh dia.

Kendati demikian, diakui Hill, belum diketahui apakah hasil ini akan berlaku bagi manusia, mengingat studi tersebut melibatkan hewan.

Diharapkan, temuan ini akan mengungkap jalur molekuler dan saraf baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan pada manusia.

"Studi inovatif ini memiliki dampak penting untuk memperpanjang kesehatan dan umur manusia," sebut Direktur Eksekutif Pennington Biomedical, John Kirwan, PhD.

"Jika para ilmuwan bisa lebih memahami bagaimana diet dan hormon nutrisi FGF21 bertindak untuk memperpanjang umur, penemuan ini dapat mengimbangi banyak masalah kesehatan yang terjadi di usia paruh baya."

Nah, sebaiknya asupan protein dipenuhi dengan baik, tidak berlebihan dan tidak kurang.

Karena jika nutrisi tubuh tercukupi maka tubuh akan sehat dan terhindar dari penyakit.(*/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved