Menilik Kuburan Panjang 7 Meter di Pulau Angso Duo Pariaman, Diduga Makam Syekh Katik Sangko

Sebuah kuburan dengan panjang tak biasa terdapat di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat.

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: afrizal
TribunPadang.com/WahyuBahar
Makam Panjang berukuran sekira tujuh meter yang ada di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Foto diambil 9 Mei 2022 

Laporan Reporter TribunPadang.com, Wahyu Bahar

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN- Sebuah kuburan dengan panjang tak biasa terdapat di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat.

Kuburan atau makam ini panjangnya sekira tujuh meter lebih, dan tentu ukurannya cukup panjang ketimbang kuburan normal.

Cukup sulit mencari literatur sejarah dan kebenaran siapa yang dimakamkan di kuburan ini.

Baca juga: Selama Libur Lebaran, Omzet Pedagang Baju Pantai di Pulau Angso Duo Pariaman Naik Turun

Baca juga: Pengakuan Wisatawan yang Terjebak di Pulau Angso Duo Pariaman, Sempat Istirahat di Musala

Selain itu, apa alasannya sehingga ukuran makam ini tidak biasa.

Namun yang pasti makam ini sudah lama ada di Pulau Angso Duo.

Wisatawan dapat menjumpai makam ini di arah sebelah kanan jika titik pijak wisatawan dari dermaga atau gerbang pulau.

Penjaga Pulau Angso Duo, Syamsul Bahri (55) mengatakan, berdasarkan cerita-cerita dari pendahulu atau tetua di Pariaman, makam ini sudah lama ada.

Di makam ini, juga terdapat dua buah kerang yang ada ujung dan pangkal makam.

Makam Panjang di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat.
Makam Panjang berukuran sekira tujuh meter yang ada di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Foto diambil 9 Mei 2022

Banyak yang menyebut, yang dikebumikan di kuburan ini ialah Syekh Katik Sangko, seorang ulama besar di zamannya.

Ada cerita masyarakat, sebenarnya Syekh Katik Sangko dikebumikan bersama istrinya di makam ini.

Baca juga: Liburan ke Pulau Angso Duo di Kota Pariaman, Ayunan Pantai jadi Spot Foto Unggulan Wisatawan

Baca juga: Enam Hari Festival Pantai Pariaman, 60 Ribuan Pengunjung Datangi Empat Destinasi Wisata

Jadi, makam ini lebih panjang dari ukuran normal karena ada dua orang yang dikebumikan di satu makam.

Selain disebut kuburan panjang, kata Syamsul, juga ada masyarakat yang menyebut makam ini sebagai makam keramat.

Dulu, lanjut Syamsul, ada sejumlah peziarah yang berhari-hari menetap di Pulau Angso Duo, dan mengatakan bahwa makam ini ketika diukur setiap hari akan berbeda ukurannya.

Syamsul mengatakan, tak jarang peziarah datang dari luar Provinsi Sumbar, dan datang tanpa ada waktu khusus.

"Pengunjung sebelum puasa juga ada yang berziarah, di hari biasa juga ada," ujar Syamsul kepada wartawan di sekitaran makam panjang Pulau Angso Duo, Senin (9/5/2022).

Makam Panjang Sekira Tujuh Meter ini, Diduga Makam Syekh Katik Sangko

Informasi yang diterima Syamsul, setidaknya makam ini sudah berusia 300 tahun atau tiga abad lebih.

Tahun pastinya, Syamsul tidak bisa menyebutkan.

Sedangkan, yang dikebumikan di makam tersebut diduga ialah Syekh Katik Sangko, seorang ulama besar di masanya.

Makam Panjang tujuh meter yang ada di Pulau Angso Duo Pariaman
Makam Panjang berukuran sekira tujuh meter yang ada di Pulau Angso Duo Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Foto diambil 9 Mei 2022

Katik Sangko kata Syamsul, ialah ulama yang berasal dari Pariaman, yaitu di daerah Gunuang Tigo, Padang Alai Tandikek.

Saat ini, secara administratif Gunuang Tigo dan Padang Alai Tandikek berada di Kabupaten Padang Pariaman.

Lebih lanjut kata dia, Syekh Katik Sangko satu perguruan dengan ulama besar lainnya, yakni Syekh Burhanuddin.

Keduanya, kata Syamsul sama-sama menimba ilmu agama Islam ke Aceh.

"Kemudian dua ulama besar balik ke kampung untuk mengembangkan agama Islam," ujar Syamsul lagi.

Selain itu keduanya, juga disebut sebagai panglima perang dalam memerangi penjajah Belanda saat itu, jadi Pulau Angso Duo diduga sebagai markas.

Lebih lanjut kata dia, Pulau Angso juga menjadi lokasi atau tempat bagi Katik Sangko untuk mentransfer ilmu agama kepada murid-muridnya.

"Kalau zaman dulu logikanya, kendaraan tidak ada di darat, yang ada hanya kendaraan laut seperti kapal layar, kapal kecil, sampan, bisa bawa barang-barang. Oleh sebab itu Pulau Angso Duo menjadi markas sekaligus menyebarkan agama Islam," lanjut dia.

Dulunya, sepengetahuan Syamsul, Katik Sangko juga membangun surau kayu, dan saat ini surau Katik Sangko dibangun dan dikelola oleh pemerintah kota. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved