Peringati Hari Bumi 22 April 2022, Google Doodle Tunjukkan Dampak Perubahan Iklmi di 4 Lokasi
Doodle hari ini menggunakan citra selang waktu nyata dari Google Earth Timelapse dan sumber lainnya. Google menampilkan Doddle Hari Bumi tahunan deng
TRIBUNPADANG.COM - Doodle hari ini menggunakan citra selang waktu nyata dari Google Earth Timelapse dan sumber lainnya.
Google menampilkan Doddle Hari Bumi tahunan dengan mengangkat topik perubahan iklim pada Jumat (22/4/2022), hari ini.
Selain itu, Doodle juga menunjukkan dampak perubahan iklim di empat lokasi berbeda di sekitar planet kita.
Lalu di mana sajaa keempat lokasi tersebut?
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini Wilayah Sumbar Berpotensi Hujan Lebat Disertai Kilat dan Angin Kencang
Baca juga: Izet Dapat Gerobak Mie, Kakanwil Sumbar Bantu Pelaku UMKM pada Hari Bakti Pemasyarakatan ke-58
Baca juga: Jelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Camat Koto VII Sijunjung: Wali Nagari Harap Siap Siaga
Keempat Lokasi yang Terdapat di Google Doodle
1. Gunung Kilimanjaro Tanzania, Afrika
Google Doodle Hari ini, Gunung Kilimanjaro Tanzania, Afrika
Lokasi pertama terdapat di Gunung Kilimanjaro Tanzania, Afrika.
Pada citra satelit Gunung Kilimanjaro menunjukkan perubahan dari tahun 1986 hingga 2020.
Perubahan Gletser pada gambar puncak Gunung Kilimanjaro terlihat terus menyusut setiap tahunnya.
2. Sermersooq, Greenland
Google Doodle Hari ini di Sermersooq, Greenland
Lokasi kedua terdapat di Sarmesooq Greenland.
Pada citra satelit Sermersooq, menunjukkan perubahan Gletser yang terus menyusut dari tahun 2000 hingga 2020.
3. Great Barrier Reef, Australia
Google Doodle Hari ini, Great Barrier Reef, Australia
Lokasi ketiga terdapat di Great Barrier Reef tepatnya pada Pulau Lizard, Australia.
Pada citra satelit tersebut menunjukkan perubahan dari bulan Maret hingga Mei 2016.
Karang dengan warna yang indah terlihat memudar dalam waktu 3 bulan.
4. Hutan Harz, Elend, Jerman
Google Doodle Hari ini, Hutan Harz, Elend, Jerman
Lokasi keempat terdapat di Hutan Harz, Elend, Jerman.
Pada citra satelit tersebut menunjukkan perubahan hutan dari tahun 1995 hingga 2020.
Hutan tersebut mengalami perubahan karena adanya serangan kumbang kulit kayu.
Kumbang-kumbang yang menyerang merupakan akibat dari kenaikan suhu pada hutan tersebut.
Sementara itu, menurut PBB, perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca yang terjadi dalam jangka panjang.
Pegeseran alami ini telah terjadi sejak periode 1800-an.
Perubahan iklim yang terjadi disebabkan oleh aktivitas manusia, satu di antarnya adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas yang menghasilkan gas memerangkap panas.