Harimau di Solok
Penyebab Harimau Sumatera Bergeser ke Kota Solok hingga BKSDA Tak Pasang Perangkap di Kabupaten
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat memasang perangkap harimau di Kota Solok Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat memasang perangkap harimau di Kota Solok Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Pemasangan perangkap ini dilakukan setelah harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) sempat muncul di Kabupaten Solok dan Kota Solok.
Rabu (6/4/2022), lalu, warga dihebohkan dengan adanya jejak si Raja Belang di Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok.
Baca juga: Berita Populer Sumbar: Harimau Sumatera, Wapres Maruf Amin Luncurkan Gernas BBI, Pejabat Dilantik
Baca juga: Harimau Sumatera Diduga Berkeliaran di 3 Kelurahan Kota Solok, BKSDA Sumbar Tambah Kandang Jebak
Sehari berikutnya, Kamis (7/4/2022), warga juga melaporkan adanya sapi warga diterkam harimau di Nagari Kuncir, Kecamatan IX Koto Diatas, Kabupaten Solok.
Namun, petugas BKSDA Sumbar memilih memasang perangkap besi di RT 03/RW 06, Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok.
Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono, mengatakan jika mengamati pergerakan satwa ini, ditemukan hasil harimau bergeser lagi ke Kota Solok karena penghalauan.
Penghalauan ini dilakukan menggunakan meriam dengan membuat suara-suara gaduh setelah harimau menerkam sapi milik warga di Kabupaten Solok.
Baca juga: Update Penemuan Jejak Kaki Harimau di Kota Solok, Pemilik Kambing Khawatir dengan Kelakuan Ternak
Harapannya, harimau sumatera kembali ke dalam hutan.
Namun, terakhir jejak harimau ditemukan dekat Kota Solok.
Lokasinya masih terdapat hutan, ladang, dan hutan kota.
Alasan itulah yang membuat petugas BKSDA Sumbar memasang perangkap besi di Kota Solok.
Dijelaskan Ardi Andono, sampai saat ini telah dipasang satu unit perangkap besi.
Pihaknya pun merencanakan menambah satu unit lagi.
"Namun, kalau dapat lokasi perangkap ini diisolasi agar tidak ada bau manusia," katanya.
Jika kerangkeng besi didekati manusia akan meninggal bau dan membuat satwa liar ini tidak jadi masuk.
"Kita membuka call center, sehingga jika ada tanda-tanda terbaru bisa langsung menghubungi kami,' ujarnya.
Pihaknya akan mendatangi lokasi terbaru adanya tanda-tanda keberadaan satwa liar ini.
"Tanda-tandanya masih ada. Tadi juga ada laporan adanya tanda-tanda keberadaannya di sekitar kerangkeng," katanya.
Ardi Andono mengatakan, untuk satwa harimau ini hanya menunggu waktu untuk masuk ke kandang jebak saja lagi.
"Belum lari ke hutan, karena ada masyarakat yang sudah melapor ada pergerakannya," katanya.
Selain pemasangan kerangkeng, pihaknya juga melakukan pengusiran agar satwa ini kembali ke hutan dengan menggunakan meriam.(*)