Kota Padang Panjang
Warga Kota Padang Panjang Harus Bersiap Hadapi Tingginya Inflasi
Warga Kota Padang Panjang harus bersiap hadapi peningkatan inflasi yang cukup tinggi.
TRIBUNPADANG.COM - Warga Kota Padang Panjang harus bersiap menghadapi peningkatan inflasi yang cukup tinggi.
Inflasi yang tinggi ini, berarti terjadi kenaikan harga-harga yang signifikan untuk sejumlah barang dan jasa.
Hal tersebut diutarakan Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam, Putra Dewangga,melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (8/4/2022).
Dijelaskan Putra, hal ini terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya isu global kenaikan minyak dunia yang dipicu perang Rusia-Ukraina.
Rusia merupakan salah satu produsen minyak utama dunia, eksportir minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi.
Sanksi ekonomi Amerika Serikat berupa pelarangan ekspor minyak membuat berkurangnya pasokan minyak dunia. Sehingga harga minyak dunia melambung tinggi.
“Dampaknya, BBM dalam negeri terpaksa dinaikkan karena minyak olahan (BBM) Indonesia sebagian besar diimpor dari Singapura dan Malaysia."
"Walaupun Indonesia juga penghasil minyak, namun produksi minyak mentah Indonesia baru 700 ribu barel/hari. Sedangkan kebutuhan BMM Indonesia sangat besar, yaitu mencapai 1,4 juta barel/hari,” paparnya.
Baca juga: Lapak Pabukoan Lembuti Badunsanak, Sentra Jajanan Ramadan di Tanah Hitam Padang Panjang
Baca juga: Musala Muhammad Noer, Tempat Ibadah sekaligus Destinasi Wisata Religi Baru di Padang Panjang
Baca juga: Mengenal Masjid Nur Taqwa di Padang Panjang, Miliki Kubah Warna Hijau Mirip Masjid Nabawi Dahulu
Dengan kondisi demikian, ulas Putra, tidak ada jalan lain, jika harga minyak mentah dunia naik, maka BBM dalam negeri pasti akan mengalami kenaikan pula.
“Dampak ikutannya adalah semua biaya produksi barang dan jasa dalam negeri juga otomatis akan mengalami kenaikan. Karena adanya peningkatan tambahan biaya energi dan transportasi," terang Putra.
Disebutkannya, inilah penyebab utama naiknya harga barang dan jasa di Indonesia, termasuk di Kota Padang Panjang.
Ditambah euforia kebebasan pascapandemi dan peningkatan permintaan barang di bulan Ramadhan dan menjelang Idulfitri 1443 H. (*)