Penjual Bunga Rampai di Sekitar Makam Tunggul Hitam Padang Akui Masih Minim Pembeli, Tahun Ini Sepi
Penjualan bunga rampai lesu menjelang masuknya bulan suci Ramadhan di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (29/3/2022).
Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Penjualan bunga rampai lesu menjelang masuknya bulan suci Ramadhan di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (29/3/2022).
Pantauan TribunPadang.com terlihat banyak pedagang berjualan di sekitar kawasan tempat pemakaman umum (TPU).
Sedangkan masyarakat terlihat berada di sekitar pamakaman untuk membersihkan makam keluarga masing-masing.
Baca juga: Satu Warung Tertimpa Pohon Tumbang di Dekat Makam, Syekh Burhanuddin Ulakan Tapakis, Padang Pariaman
Baca juga: Jelang Ramadhan 1443 H, Pandam Pakuburan Laban Anduring Ramai Didatangi Peziarah
Yusni (68) mengatakan untuk penjualan bunga rampai pada saat ini lesu dan bahkan tidak ada jual beli.
Sambil duduk di sebuah lapak pinggir jalan, Yusni bertahan dari cuaca panas dari terpal warna biru yang dipasangkan jadi atap.
Setelah melayani pembeli yang hendak berziarah dan singgah membeli bunga di lapakya.
Yusni kembali melanjutkan pekerjaannya dengan memotong daun pandan menggunakan pisau.
Walaupun sudah masuk usia lansia, tangannya masih gesit dan cekatan dalam memotong daun pandan menjadi bagian kecil.
"Jauh berbeda dari pada tahun yang lalu. Kalau dahulu sudah ramai lokasi TPU Tunggul Hitam," kata Yusni (68).
Warga Siteba Kecamatan Nanggalo ini, mengatakan untuk tahun ini tidak terlihat masyarakat ramai datang ke lokasi makam keluarga.
Kata dia, masih ada beberapa hari lagi sebelum masuknya bulan suci ramadhan.
"Biasanya, pada tahun sebelumnya sudah ramai masyarakat. Namun, tahun ini sepi," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat ada datang ke lokasi pemakaman, akan tetapi tidak ada yang membeli bunga dan air mawar.
"Untuk hari ini baru sedikit terjual, bisa dikatakan baru Rp 38-60 ribu," katanya.
Yusni (68) memiliki anak sebanyak lima orang dan sudah menikah semua.
"Dari lima orang itu, satu orang perempuan," katanya.
Ia tidak ingin bergantung kepada anaknya setelah suaminya meninggal dunia, sehingga mengisi waktunya dengan berjualan.
"Bunga rampai ini dijual Rp 5 ribu satu kantongnya, sedangkan air mawar satu botol ukuran 300 ml Rp 10 ribu," katanya.
Ia menjelaskan, untuk air mawar adalah dagangan orang yang diletakkan di kedainya.
"Bunga rampai ini terdiri dari bunga nango, bunga melati, bunga mawar, bunga cimpago merah, bunga cimpago putih, dan ada juga daun pandan," katanya.(*)