Mengenal Bungo Pusaro, Bungo Balimau Kapalo dan Bungo Anak Daro yang Dicari Jelang Ramadhan
Beragam tradisi menyambut Ramadhan masih bertahan dan dijalankan warga Padang, Sumatera Barat.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Rahmat Panji
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Beragam tradisi menyambut Ramadhan masih bertahan dan dijalankan warga Padang, Sumatera Barat.
Mulai dari berziarah ke kuburan sanak keluarga, mandi balimau untuk membersihkan diri serta maanta (mengantar) ke rumah mintuo (mertua).
Dalam ketiga tradisi tersebut, biasanya dilengkapi dengan sejumlah kembang khusus.
Baca juga: Lokasi Mandi Balimau di Padang Diawasi Satpol PP, Lubuk Minturun, Batang Arau hingga Batang Kuranji
Baca juga: Jelang Ramadhan 1443 H, Pandam Pakuburan Laban Anduring Ramai Didatangi Peziarah
Saat berziarah ke makam sanak keluarga, warga yang datang biasanya menaburkan bungo pusaro.
Bungo Pusaro bisa didapatkan dengan harga Rp 5 ribu per bungkus.
Bunga ini akan ditabur di atas makam sanak saudara.
Seorang penjual bunga di Pasar Simpang Haru Asnimar (67) mengatakan ada perbedaan antara bungo pusaro dan bungo balimau.
Bungo pusaro isinya bunga mawar hingga daun pandan.
"Bunga pusaro ini nantinya akan ditebar di atas makam yang didatangi," terangnya.
Sementara bunga balimau kapalo (kepala) adalah bunga yang digunakan untuk tradisi balimau jelang Ramadhan.
Balimau adalah tradisi mandi untuk membersihkan diri jelang Ramadhan.
Tradisi ini dilakukan sehari sebelum puasa dijalankan.
Bunga balimau kapalo ini terdiri dari sambilu (bunga mirip dengan tanaman jahe) yang sudah dikeringkan dan ditumbuk sampai halus.
Selain sambilu bunga balimau kapalo ini juga berisi daun pandan hingga asam kasturi.