Hari Ketiga Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia, Peserta Diajak Uji Organisme & Keterikatan Tanah

Peserta berjumlah 41 kader yang beradal dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
TribunPadang.com/reziazwar
Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia bersama Yayasan Field memasuki hari ketiga, Sabtu (12/3/2022). Hari ini peserta diberikan materi uji sekop uji keterikatan tanah hingga uji organisme tanah. 

Selama tiga hari ini peserta telah melakukan beberapa uji coba pelatihan.

Hari ini peserta juga mendalami terkait mikroorganisme tanah, seperti melihat makhluk hidup di dalam tanah dan bau tanahnya bagaimana, 

"Harapan dari pelatihan ini, kalau kami dari Aceh Selatan mengharapkan sistem petani yang maju seperti memakai pupuk organik. Kemudian hindari penebangan dan pembakaran lahan," ujarnya.

Ia berharap selama 25 tahun ke depan tanah di daerah asalnya masih subur dan masih bagus sehingga dapat ditanami untuk berkebun. 

"Namun, kalau kita ikuti sistem pertanian sekarang ini. Seperti sistem bakar dan menggunakan pupuk kimia. Itu 25 tahun ke depan untuk anak cucu kita tidak ada yang bisa ditanami," katanya.

Ia berharap, petani yang ada di kawasan Aceh Selatan bisa lebih maju setelah mengimplementasikan materi pelatihan ini.

Aryani Kodriyana selaku asisten instruktur dalam Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia, mengatakan ada beberapa kegiatan pada hari ini.

"Hari ini kita melakukan uji sekop untuk melihat keterikatan tanah. Jadi dipotong tanah seperti kue, kemudian kita lihat lapisannya. Sampai sejauh mana akar masuk ke dalam tanah," kata Aryani Kodriyana.

Selain itu juga dilakukan pengamatan tanah dan bau tanah. Selanjutnya dilakukan uji jatuh dengan membanting tanah yang sudah dipotong setinggi 1 meter.

Hal itu untuk melihat sampai sejauh mana tanah itu terburai, semakin padat tanah itu tandanya semakin sehat tanahnya.

"Selanjutnya dilakukan penghitungan organisme tanah. Tanah yang sehat itu tanah yang memiliki banyak organisme. Sesungguhnya ada siklus makan memakan dan kalau semakin lengkap akan semakin baik," katanya.

Pengujian itu dilakukan di lokasi lahan yang tidak diolah dan satu lagi yang sudah diolah.

Aryani Kodriyana yang juga sebagai fasilitator Provinsi Riau dalam program ini berharap peserta memahami apa yang diberikan dalam pelatihan.

"Semoga materi ini bermanfaat bagi dirinya untuk bisa mengamati lingkungannya sendiri, dan bisa memberikan perlakuan yang tepat bagi kondisi lingkungannya," ujar Aryani Kodriyana.(*)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved