Gempa Guncang Pasaman Barat
Disdikbud Pasaman Barat Beri Trauma Healing ke Siswa di Timbo Abu, Berangkat Pakai Sepeda Motor
Tim dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pasaman Barat berangkat ke Timbo Abu, Senin (7/3/2022).
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN BARAT- Tim dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pasaman Barat berangkat ke Timbo Abu, Senin (7/3/2022).
Keberangkatan tim kali ini untuk memberikan trauma healing kepada siswa siswi terdampak gempa bumi M 6,1 di Pasaman Barat pada Jumat (25/2/2022) lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Disdikbud, Agusli mengatakan bahwa pihaknya yang beranjak ke Timbo Abu tersebut ialah guru-guru psikologi dan guru bimbingan konseling.
Lantaran keterbatasan akses menuju lokasi, para guru tersebut kata dia berangkat dengan menggunakan sepeda motor.
"Hari ini (Senin 7/3/2022-red) tim dari dinas pendidikan juga berangkat ke arah Timbo Abu dengan menggunakan sepeda motor karena roda empat belum bisa ke sana," ujar Agusli, Senin (7/3/2022) siang.
Selain itu, kata dia, tim juga melaksanakan trauma healing untuk siswa di Kecamatan Kinali.
Sementara itu, di posko utama kantor bupati Pasaman Barat, trauma healing dilakukan setiap hari sejak empat hari pasca gempa mengguncang.
Baca juga: Pascagempa, Sekolah di Kecamatan Talamau Masih Diliburkan hingga Masa Tanggap Darurat Berakhir

Baca juga: Bantuan Warga Padang Panjang Disalurkan kepada Korban Gempa Pasaman dan Pasaman Barat
"Tiap hari ada pendidikan di masa darurat dan trauma healing di tenda pendidikan yang ada di depan kantor bupati," lanjut dia.
Hal yang jelas, kata dia, pihaknya tetap memperhatikan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan siswa, agar tidak larut dalam kondisi bencana.
Ia menyebutkan, pihaknya juga bekerja sama dengan guru-guru psikologi, guru penyuluhan di sekolah, guru bimbingan konseling.
Adapun kata dia, 5 hari yang lalu kegiatan maraton trauma healing juga dilakukan di tenda-tenda pengungsian.
"Guru guru angsung bertemu dengan siswa di tenda, dibantu juga dari pemerhati pendidikan, serta LSM dan organisasi kemasyarakatan atau kepemudaan," ujarnya.
"Anak-anak SD, TK atau PAUD hingga SMP kami kumpulkan di tenda-tenda pengungsian mereka," tambah Agusli.
Diketahui sebelumnya, sebanyak 27 bangunan sekolah di daerahnya mengalami kerusakan pasca gempa M 6,1 Jumat (25/2/2022) lalu.
"Data terakhir, setelah kami gabungkan dengan data pusat bencana, ada 27 bangunan sekolah di Pasbar yang rusak sedang hingga rusak berat," ujar Agusli.