Padang Panjang Alami Deflasi Minggu Pertama Maret 2022, Disebabkan Daya Beli Masyarakat Rendah

Kota Padang Panjang mengalami deflasi atau kurangnya jumlah uang beredar pada minggu pertama bulan Maret 2022. Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Mona Triana
TRIBUNPADANG.COM/M FUADI ZIKRI
Dinas Perhubungan Kota Padang Panjang siapkan manajemen rekayasa lalu lintas di underpass Simpang Lapan, Kelurahan Bukit Surunga, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Panjang Panjang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG PANJANG - Kota Padang Panjang mengalami deflasi atau kurangnya jumlah uang beredar pada minggu pertama bulan Maret 2022.

Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Kota Padang Panjang, Putra Dewangga mengatakan, deflasi ini disebabkan lantaran rendahnya daya beli masyarakat.

Baca juga: BMKG Padang Panjang Himbau Masyarakat Pasaman Barat Waspada Adanya Potensi Gempa Susulan

Baca juga: Kelompok Andi Rampok & Laskar Pratama Digulung, 6 Personel Polres Padang Panjang Terima Penghargaan

Hasil tersebut didapatkan pihaknya berdasarkan hasil pemantauan terhadap harga rata-rata 44 komoditas pangan strategis di Pasar Pusat Padang Panjang.

Pemantauan itu, ia menyebutkan dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperdakop UKM) bersama Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Padang Panjang.

Baca juga: 30 Orang tak Bermasker, Terjaring Operasi Yustisi, Pemko Padang Panjang Tak Ingin, Level PPKM Naik

Baca juga: Tim Pemko Lancarkan Razia, Sasar Warga tanpa Masker, dan Tertibkan PKL di Pasar Pusat Padang Panjang

"Pergerakan turun pada beberapa komoditas, dapat terjadi karena pasokan komoditas di pasar yang melebihi permintaan sehingga komoditas mengalami penurunan harga," ungkapnya, Sabtu (5/3/2022).

"Dan sebaliknya, pada komoditas yang mengalami kenaikan harga disebabkan berkurangnya pasokan stok komoditas di pasaran," sambung Putra.

Baca juga: Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang Tasmi Sembilan Santri

Baca juga: Wakil Wali Kota Padang Panjang Asrul Buka Latih Tanding Tinju Amatir se-Sumbar

Ia menjelaskan, dari hasil pemantauan itu, Komoditi yang naik diantaranya tepung cakra dari Rp12.500 per kilogram menjadi Rp13.000.

Kemudian telur ayam ras dari Rp1.400 per butir menjadi Rp1.450, cabai hijau dari Rp32.500 per kilogram menjadi Rp37.500, dan cabai rawit dari Rp30.500 per kilogram menjadi Rp 34.250.

Selanjutnya cabai merah dari Rp47.500 per kilogram menjadi Rp60.000, bawang merah dari Rp34.250 per kilogram menjadi Rp34.500.

Baca juga: Pemko Padang Panjang Komit, Optimalkan Layanan Aduan 112, Jimmy Saputra : Nomor Panggilan Darurat

Baca juga: Kota Padang Panjang Kembali Berstatus PPKM Level 3, Dibahas dalam Podcast Kominfo Corner

Lalu susu kental manis merek bendera naik dari Rp11.500 per kaleng menjadi Rp12.000, ikan asin teri dari Rp93.750 per kilogram menjadi Rp 97.000, dan terong dari Rp7.000 per kilogram menjadi Rp8.000.

Sementara itu, untuk komoditi yang turun harga di antaranya minyak goreng tanpa merek, turun dari Rp15.750 per kilogram menjadi Rp15.500, dan minyak goreng bermerek turun dari Rp22.000 per liter menjadi Rp16.500.

Baca juga: Knalpot Racing Resahkan Warga, Satlantas Polres Padang Panjang Hunting System, dan Patroli Gabungan

Daging ayam broiler dari Rp29.500 per kilogram menjadi Rp29.125, kacang hijau dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp25.000, buncis dari Rp9.000 per kilogram menjadi Rp8.000, dan wortel dari Rp14.000 per kilogram menjadi Rp13.000.

"Dari gambaran harga tersebut, tambah Putra, terlihat secara umum banyak terjadi kenaikan harga komoditas. Terdapat 10 komoditas yang mengalami kenaikan harga dan enam komoditas yang mengalami penurunan harga," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved