Gempa Guncang Pasaman Barat

Trauma karena Gempa, Junir dan Welmanidar Pilih Tinggal di Tenda Pengungsian Kantor Bupati Pasbar

Trauma karena gempa membuat pengungsi pilih tinggal di tenda pengungsian Kantor Bupati Pasaman Barat.

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Rizka Desri Yusfita
TribunPadang.com/Muhammad Fuadi Zikri
Suasana pengungsian di posko pengungsian Kantor Bupati Pasaman Barat, Minggu (27/2/2022). 

Laporan Reporter TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri

TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN BARAT - Seorang pria paruh baya tampak melamun di sudut tenda pengungsian Kantor Bupati Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).

Namanya Junir. Ia adalah satu dari ratusan pengungsi yang berasal dari Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.

"Sudah mengungsi sejak tadi malam," ucapnya saat disapa TribunPadang.com, sejak kapan ia mengungsi, Sabtu (26/2/2022) pagi.

Baca juga: Cerita Weni Saat Melihat Langsung Masjid Raya Kajai Roboh, Ada Suara Gemuruh & Turut Tertimpa Puing

Baca juga: Perjuangan Syafril, Hujan-hujan Bawakan Baju untuk Dua Putrinya di Tenda Pengungsian

Rumahnya yang terletak di lereng perbukitan memang tidak rusak seperti rumah tetangga saat lindu mengguncang bumi Pasaman.

Rumah kayu miliknya itu masih berdiri kokoh dan seyogianya masih bisa dihuni sebagai tempat beristirahat dan tidur di malam hari.

"Takut ada gempa susulan makanya kami mengungsi ke sini," ujar Junir ketika ditanya alasannya mengungsi.

Trauma akan gempa susulan itulah yang memaksanya bersama anak, istri, menantu dan cucunya untuk mengungsi.

"Takut terjadi apa-apa dengan keluarga," kata Junir.

Baca juga: Lagi, Satu Pengungsi Gempa Pasbar Meninggal Dunia, Bupati Hamsuardi: Total Korban Jiwa Jadi 6 Orang

Detik-detik bagaimana gempa mengguncang pun dikisahkannya.

Ketika itu, kata Junir, ia tengah meracuni rumput yang ada di pekarangan rumah.

"Tidak ada tanda-tanda apapun, hari cerah dan terlihat normal-normal saja," ungkapnya.

Saat gempa terjadi, ia memang berada di posisi yang aman, yaitu di luar rumah. Namun, beberapa anggota keluarganya tidak.

"Gempa pertama itu belum meruntuhkan rumah. Yang meruntuhkan itu gempa yang kedua. Untung sebelum itu keluarga sudah di luar rumah semua," terang Junir.

Ia mengungkapkan, dalam satu rumahnya itu hidup dua keluarga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved