Gempa Guncang Pasaman Barat

Kesulitan Susu Anak hingga Baju Tak Ganti, Yarti: Sejak Mengungsi hanya Bawa Pakaian Melekat Badan

Ada pengungsi yang mengantri mandi, bersih-bersih area pengungsian, hingga antri meminta bantuan di posko utama penanganan bencana.

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: afrizal
TribunPadang.com/MuhammadFuadiZikri
Mira, Yarti, Isil dan beberapa pengungsi lainnya yang tengah berbincang di depan tenda pengungsian, Minggu (27/2/2022) pagi. 

Laporan Reporter TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri

TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN BARAT - Matahari pagi yang cerah menyinari tenda-tenda pengungsian warga yang terpancang di kantor Bupati Pasaman Barat, Minggu (27/2/2022) pagi.

Memasuki hari ketiga pasca gempa, para pengungsi yang memadati tenda pengungsian mulai bangun, aktivitas harian pun dijalankan.

Ada pengungsi yang mengantri mandi, bersih-bersih area pengungsian, hingga antri meminta bantuan di posko utama penanganan bencana.

Baca juga: Trauma karena Gempa, Junir dan Welmanidar Pilih Tinggal di Tenda Pengungsian Kantor Bupati Pasbar

Baca juga: Pasca-Gempa Pasaman Barat, BMKG: Segera Antisipasi Titik Rawan Longsor dan Penyumbatan Aliran Sungai

Tak sedikit pula warga yang masih melanjutkan tidurnya dan banyak juga yang baru mulai tidur.

Saat jalan-jalan santai di pengungsian TribuPadang.com menemui sekelompok ibu-ibu yang tengah asik berbincang di depan tenda.

Ketika itu jam di telpon pintar menunjukkan pukul 09.00 WIB.

Sembari menggendong bayinya masing-masing, mereka terdengar menceritakan soal susu anaknya yang belum juga dibagikan petugas.

Percakapan antara mereka terlihat begitu alot.

Dari pembahasan susu melompat ke pembahasan popok bayi, lalu ke konsumsi mereka hingga baju yang sudah dikenakan selama tiga hari.

Saya yang berada di sebelahnya pun tertarik menanyakan beberapa hal kepada mereka, terutama soal baju sehelai yang dipakai selama mengungsi.

Tapi pertanyaan saya mulai dari kebutuhan bayi mereka yang belum terpenuhi sebab layak saya pertanyakan ke petugas nantinya.

Baca juga: BMKG Sebut Kekuatan Gempa di Pasaman Barat Makin Lemah, Ada 6 Kali di Atas 4 Magnitudo

Baca juga: Yusar Ceritakan Detik-Detik Gempa Guncang Pasaman Barat hingga Kepalanya Robek Akibat Runtuhan Rumah

"Janjinya (petugas) tadi malam pagi ini akan dibagikan susunya, tapi belum juga datang, anak saya sudah nangis minta susu," ujar Mira, salah seorang pengungsi.

Mira mengatakan, ia bersama beberapa pengungsi lainnya sudah menanyakan kepada posko utama ia mendapatkan jawaban yang tak memuaskan.

"Petugas menyuruh saya menunggu di tenda khusus ibu menyusui, katanya mau dibagikan langsung di sana," katanya.

Mira menyebut, bagaimana bisa ia berdesak-desakan dengan ibu-ibu lainnya di sana sembari menunggu susu sementara si buah hati menangis.

"Tapi kalau popok bayi sudah dikasih, cuma susu saya yang belum," ungkapnya.

Baju tidak ganti-ganti

"Mandi sudah, tapi baju yang belum ganti-ganti ini permasalahannya," ungkap Yarti, pengungsi lainnya kepada saat ditanya soal pakaian.

Yarti mengatakan, sejak mengungsi pada Jumat (25/2/2022) lalu, ia bersama suami dan anak kecilnya hanya membawa pakaian yang melekat di badan.

Rumahnya yang berada di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau Hancur, sehingga tak ada alasan lain ia tak mengambil baju ke rumah.

Saat menanyakan hal serupa kepada pengungsi lainnya yang berada di sebelah Yarti, keadaan yang sama juga mereka alami.

"Kalau bantuan baju belum dapat sampai sekarang," ucap Isil, pengungsi lainnya.

Ketika saya menanyakan soal kondisi tempat mandi di pengungsian, mereka menjawab, begitu memprihatinkan.

"Kalau mandi antriannya ramai, kalau mau mandi, sebisanya dari pagi kita di sana. Sudahlah ramai, airnya kecil pula," tutur Mira.

Ia menyebut ada beberapa toilet di kantor bupati dan rumah dinas bupati yang dapat digunakan untuk mandi.

"Tapi saya kalau mandi lebih memilih di luar, seperti masjid atau musala," kata Mira.

Pantauan TribunPadang.com, pada Minggu sore, petugas terlihat membagikan beberapa kantong pakaian untuk para pengungsi.

Setiap tenda di bertanggung jawab koordinator tenda untuk membagikan pakaian tersebut. 

Pakaian terdiri dari pakaian orang dewasa hingga pakaian bayi.

Saya mencoba melihat-lihat kondisi Mira, Yarti, Isil dan ibu-ibu lainnya yang saya temui pagi itu, apakah mereka sudah mendapatkan pakaian.

Namun karena tak bersua lagi, saya berharap mereka sudah mendapatkan pakaian ganti.

Bupati bangun 100 MCK portabel

Memenuhi kebutuhan MCK (mandi cuci kakus) para pengungsi, Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi menyebut akan membangun 100 MCK portabel di sekitar tenda pengungsian.

"50 untuk laki-laki, 50 untuk perempuan," katanya kepada TribunPadang.com, Minggu malam.

Dia mengungkapkan, MCK ini dibangun sederetan dengan tenda pengungsian. 

Terkait pembangunan ini, sebelumya ia telah banyak mendengar dan melihat langsung bagaimana pengungsi sulitnya mencari tempat mandi.

"Besok kita kerjakan langsung dan mudah-mudahan langsung bisa digunakan," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved