Gempa Guncang Pasaman Barat
Pengungsi Lansia yang Wafat di Pasaman Barat Dimakamkan di Panyabungan Sumut, Keluarga Ungkap Alasan
Wanita lansia itu diketahui bernama bernama Lauyah (65), pengungsi asal Kenagarian Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Muhammad Fuadi Zikri
TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN BARAT - Wanita lansia (lanjut usia) yang meninggal dunia saat mengungsi di Kantor Bupati Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) dimakamkan di Panyabungan, Provinsi Sumatra Utara (Sumut).
Wanita lansia itu diketahui bernama bernama Lauyah (65), pengungsi asal Kenagarian Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.
Cucu Lauyah, Damri mengatakan, neneknya dibawa dari Rumah Sakit Umum (RSU) Ibnu Sina dengan menggunakan ambulans swasta.
Baca juga: Seorang Lansia Korban Gempa Pasaman Barat Meninggal Dunia di Tenda Pengungsian
Baca juga: Segmen Angkola di Sumbar Berpotensi Gempa 7,9 Magnitudo, BMKG: Mitigasi Harus Jadi Perhatian Utama
"Berangkat subuh dari rumah sakit," ungkapnya kepada TribunPadang.com, Minggu (27/2/2022).
Ia menuturkan, pihaknya memilih memakamkan Lauyah di Penyambungan lantaran tak memungkinkan untuk dimakamkan di Kenagarian Kajai.
"Di sini kan lagi bencana, orang masih banyak yang tidak di rumah, kalau di Panyabungan tidak," terangnya.
Damri melanjutkan, daerah Panyabungan dipilih keluarga karena memang kampung halaman neneknya.
"Jadi sebenarnya kita ke sini merantau, tapi itu sudah lama, sejak 20 tahun lalu," tuturnya.
Soal biaya ambulans, Damri melanjutkan, pihaknya dibantu oleh para pengungsi yang menyumbang untuk biaya ambulans yang mencapai Rp3 juta.
"Sumbangan pengungsi dan uang kita ada Rp1,5 juta, dan sisanya Rp1,5 juta lagi dari Pak Bupati," katanya.
Baca juga: Sudah 124 Gempa Susulan Terjadi di Pasaman Barat hingga Pukul 06.00 WIB
Baca juga: BMKG: Masih Ada Potensi Gempa Susulan di Pasaman Barat, Warga Jangan Terpengaruh Isu Hoaks
Saat ditanya kenapa tak menggunakan ambulans yang ada di posko pengungsian, Damri mengatakan pihaknya telah meminta ke petugas namun tak ada ambulans yang ready.
"Untuk ambulans swasta ini sebenarnya Pak Bupati juga yang menyarankan," sebutnya.
Damri manambah, neneknya dinyatakan meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit selama dua jam lebih dari pukul 22.00 WIB setelah dievakuasi dari tenda pengungsian.
Soal penyebab, ia belum dapat menjelaskannya.
Namun ia memastikan sejak mengungsi pada Jumat (25/2/2022) lalu, neneknya dalam keadaan sehat.
"Tapi sebelum meninggal nenek sempat batuk dan kejang-kejang. Kalau riwayat penyakit sebenarnya nenek tidak ada," ucap Damri.
Sebelumya diberitakan, seorang pengungsi di posko utama pengungsian Kantor Bupati Pasaman Barat, Provinsi Sumatra (Barat) meninggal dunia, Sabtu (27/2/2022) tadi malam.
Pengungsi itu bernama Lauyah, berumur sekira 65 tahun, asal Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat.
Iwan, salah seorang pengungsi mengatakan, Lauyah dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum (RSU) Yarsi.
"Kejadiannya sekitar pukul 10 malam," ungkap Iwan ditemui di tenda pengungsianya, pagi ini.
Iwan menuturkan sebelum dilarikan ke rumah sakit, wanita lansia (lanjut usia) tersebut sempat mengalami batuk dan kejang-kejang di tenda.
"Ketika itu ibu Lauyah tengah istirahat, saat itu sudah batuk-batuk juga dan sempat kejang juga," ungkapnya.
Saat kejang itu, lanjut Iwan, Lauyah langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dengan ambulans.
"Nyari ambulan ini susah pula, di sini malam itu ambulans sudah tidak ada yang nampak. Tapi ada lah ambulans TNI yang isinya logistik membawa ibu Lauyah ke rumah sakit," terangnya.
Di rumah sakit, Lauyah sempat dirawat selama kurang lebih dua jam di Instalasi Gawat Darurat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
"Meninggalnya kenapa saya tidak tahu persis, tapi menurut saya mungkin karena dehidrasi," pungkasnya.(*)