Gempa Guncang Pasaman Barat
Update Gempa Pasaman: 6 Korban Meninggal Dunia, dan 4 Orang Belum Ditemukan
Enam orang warga Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dinyatakan meninggal dunia, sementara empat orang lainnya belum ditemukan.
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PASAMAN - Enam orang warga Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dinyatakan meninggal dunia, sementara empat orang lainnya belum ditemukan.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Pasaman Benny Utama saat konferensi pers di ruang pertemuan Kabupaten Pasaman Barat, Sabtu (26/2/2022) sore.
Benny mengatakan, enam orang dinyatakan meninggal dunia, setelah pada hari ini satu orang warga yang sebelumnya dinyatakan hilang sudah ditemukan oleh petugas.
Sementara itu kata dia, pihaknya mencatat 5 orang warganya alami luka berat, dan 36 orang lainnya luka ringan.
"Dari semua warga yang mengalami luka sedang dan rungan sudah dirawat di RSUD Pasaman Barat dan sebagian lainnya di Lubuak Baduang Kabupaten Agam," ungkap Benny Utama.
Adapun kata dia, warga yang mengungsi di Pasaman tidak sebanyak pengungsi di Pasaman Barat.
"Titik pengungsian tersebar di beberapa titik, yakni di lima titik lokasi, terutama di kantor Camat Tigo Nagari, dan lapangan bola sebagi lokasi utama," kata dia.
Ia menjelaskan, sebagian masyarakatnya masih ada yang belum bersedia mengungsi ke lokasi yang telah ditetapkan, karena tidak mau jauh dari rumah dan juga alasan menjaga harta.
"Walaupun kita sadari tempat mereka merupakan daerah rawan yang memungkinkan adanya longsor dan banjir, dan kami terus ajak agar pindah ke lokasi yang lebih aman," terang dia.

Sejauh ini, kendala yang ditemukan di daerah terdampak di Pasaman ialah jaringan listrik yang belum menyala sebagaimana mestinya.
"Kami sedang upayakan secepatnya genset bisa digunakan di posko pengungsian, dan berfungsi secara optimal," ujarnya.
Ia lalu mengucapkan terima kasih atas kerja keras TNI Polri dan pihak terkait lainnya karena terus berjibaku mencari korban yang belum ditemukan.
Baca juga: 1 Korban Hilang di Nagari Malampah Pasaman Ditemukan, Tim SAR Gabungan Dapati, Sudah Meninggal Dunia
BMKG Lakukan Survei
Dilansir TribunPadang.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melakukan survei dan pendataan terkait gempa yang berpusat di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (26/2/2022).
Kepala BMKG Indonesia, Dwikorita Karnawati, langsung datang ke Provinsi Sumatera Barat untuk melihat langsung lokasi gempa.
"Jadi survei kami adalah survei yang terkait dengan Geofisika, yaitu untuk mengantisipasi bagaimana dengan gempa-gempa susulan yang masih mungkin terjadi," kata Dwikorita Karnawati saat ditemui di Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Pihaknya akan melihat ke lokasi langsung untuk mengetahui jika terjadi gempa susulan seberapa resiko dampaknya.
"Misalnya, sering terjadi saat ada gempa yang kekuatannya di atas 6 magnitudo sehingga tebing-tebing pada rontok dan batu-batunya pada lepas meluncur.
Kami kalau melihat peta di sepanjang Sianok, Bukittinggi, Padang Pariaman misalnya itu lereng-lerengnya curah ada bebatuan. Lembah Anai itu juga," katanya.
Baca juga: Update Gempa Guncang Pasaman Barat: Tiga Dapur Umum Penuhi, Kebutuhan Konsumsi Pengungsi

Baca juga: Pemkab Sijunjung Kirim 31 Relawan, Turut Bantu Korban Terdampak Gempa di Pasaman dan Pasaman Barat
Kedatangannya untuk melihat seberapa parah dampak gempa ini terhadap kejadian reruntuhan batuan atau longsoran itu.
"Karena pada saat ini puncak musim hujan. Pada puncak musim hujan itu, maka curah hujan akan lebat bahkan ekstrem," katanya.
Lereng yang sudah terkena dampak gempa dan sudah runtuh sebagian bisa otomatis runtuh dan membahayakan bagi masyarakat di sekitarnya.
"Hal yang lebih penting lagi, kita akan melakukan survei pengukuran di lapangan pada berbagai jenis tanah dan batuan di sekitar episenter," katanya.
Saat terjadi gempa sudah dianalisis secara sistematis, bukan berdasarkan sesungguhnya.
"Ini harus kita verifikasi, apakah perhitungan matematikanya itu benar gak dengan yang ada di lapangan," katanya.
Dari hasil pengukuran itu, bisa ditetapkan secara lebih terverifikasi zona mana yang rentan yang mengalami guncangan kuat atau tidak di kemudian hari.
"Nantinya akan dapat disimpulkan mana yang memiliki kerentanan yang kuat, kerentanan yang menengah, kerentanan yang rendah," katanya.
Pihaknya akan mencari tahu dimana lokasi yang ada gempa, tapi lokasinya tidak terlalu bergetar.
Informasi ini dibutuhkan oleh Pemerintah Darah untuk pasca gempa dalam pembangunan kembali atau rekonstruksi.
Karenanya, harus tahu lokasi yang akan dibangun itu apakah termasuk zona, yang rentannya tinggi terhadap getaran gempa.
"Kalau dibangun di zona yang rentannya tinggi, konstruksinya harus dibangun dengan yang tahan gempa," katanya.
Kata dia, bangunan yang roboh diduga konstruksinya tidak tahan gempa, sehingga pihaknya akan menginformasikan zona mana yang aman untuk dibangun.
"Kalau dibutuhkan tempat untuk relokasi, mencari tempat yang aman untuk membangun rumah kembali itu bisa kami berikan dimana zona yang aman," katanya.
Selain itu, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak cemas dan gelisah.
"Jangan sampai masyarakat itu mudah termakan isu yang hoax," katanya.
Kepala BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi, mengatakan bahwa pada saat ini tim BMKG Padang Panjang telah melakukan survei dahulu.
Survei ini dilakukan di Nagari Kajai yang informasinya ada 80 persen kerusakan.
"Karena pada sore hari ini, tim dari Jakarta itu akan datang sebanyak dua tim dengan membawa peralatan lengkap untuk pengukuran geofisika," katanya.
Suaidi Ahadi berharap, besok sudah mulai bekerja dan mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat untuk menenangkan masyarakat.(TribunPadang.com/Rezi Azwar)