Kota Bukittinggi

Pedagang Pasar Ateh Bukittinggi Keluhkan Sepi Pembeli, Wahyu : Pengisi Kios yang Terdampak Kebakaran

Pedagang di Pasar Ateh, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengeluhkan sepinya pembeli di pasar tersebut.

Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/FuadiZikri
Kondisi Pasa Ateh Bukittinggi yang kini sepi pembeli. Toko pun banyak yang tutup akibat pedagang memilih tidak berjualan karena jarangnya pembeli. Foto diambil Rabu (10/2/2022) 

TRIBUNPADANG.COM, BUKITTINGGI - Pedagang di Pasar Ateh, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengeluhkan sepinya pembeli di pasar tersebut.

Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kota Bukittinggi, Wahyu Bestari mengatakan, saat ini pihaknya tengah merancang strategi untuk memulihkan kejayaan pasar ini.

Wahyu Bestari mengakui memang pasar ateh masih sepi pedagang sehingga kios yang ada banyak yang kosong.

"Rata-rata yang mengisi kios itu sekarang adalah pedagang Pasar Ateh lama yang terdampak kebakaran," kata Wahyu Bestari saat dihubungi TribunPadang.com, Kamis (10/2/2020).

Wahyu menyebut, penyebab kosongnya kios tersebut karena pedagang lebih memilih tutup lantaran tak ada pembeli.

"Ini yang menjadi 'PR' kita, bagaimana pasar atas ini mebali dikenal dan kembali jaya seperti dulu lagi," ungkap Wahyu.

Baca juga: Sapa Pedagang Pasar Ateh Bukittinggi, Sandiaga Uno Jadi Rebutan Emak-emak

Tak Seperti Dulu Lagi 

Dilansir TribunPadang.com, kejayaan Pasar Ateh, Kota Bukittinggi tak lagi seperti dulu.

Pengunjung lengang dan kios-kios banyak yang kosong.

Pasar ini dulu pernah menjadi sentral ekonomi di kota ini yang menjual bermacam ragam kebutuhan masyarakat.

Baik masyarakat lokal maupun wisatawan yang datang selalu memadatinya.

Namun, gedung baru yang dibangun pasca kebakaran hebat pada Oktober 2017 silam tak mampu mengembalikan kejayaan itu.

Padahal gedung baru ini dibangun dengan konsep ramah lingkungan dan memiliki fasilitas yang lengkap, seperti lift dan eskalator.

Pantauan TribunPadang.com, memang terlihat banyak kios yang tidak dihuni.

Diketahui, di gedung berlantai empat ini terdapat 834 kios dan 315 los. 

Adapun kios yang talah dihuni oleh pedagang, namun tidak dibuka.

Pada kios hanya terpampang papan merek toko mereka.

Di beberapa kios, terdapat selebaran imbauan dari Pemko Bikittinggi yang berisikan agar kios yang telah diminta untuk dibuka segera.

Kondisi Pasar Ateh Bukittinggi yang kini sepi pembeli. Di beberapa kios, terdapat selebaran imbauan dari Pemko Bikittinggi yang berisikan agar kios yang telah diminta segera dibuka segera. Foto diambil Rabu (10/2/2022)
Kondisi Pasar Ateh Bukittinggi yang kini sepi pembeli. Di beberapa kios, terdapat selebaran imbauan dari Pemko Bikittinggi yang berisikan agar kios yang telah diminta segera dibuka segera. Foto diambil Rabu (10/2/2022) (TribunPadang.com/FuadiZikri)

Imbauan itu ditempelkan di pintu kios sejak tahun 2020 lalu.

Kios-kios yang padat terisi terlihat hanya di lantai dasar. Di lantai dua dan tiga, kios hanya banyak terisi di bagian tengah karena dekat dengan akses naik.

Sementara itu kios yang berada di loas bagian dalam, hampir semua yang kosong.

Di lantai paling atas sendiri, cukup ramai lantaran ada wahana bermain dan kiosnya di isi oleh pedagang makanan.

Sedangkan untuk pengunjung sendiri terlihat ramai memasuki pasar ini. Mulai dari anak muda hingga orang tua.

Baik sekedar berjalan santai maupun pergi berbelanja.

Plt Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kota Bukittinggi, Wahyu Bestari mengatakan, saat ini pihaknya tengah merancang strategi untuk memulihkan kejayaan pasar ini.

Ia mengakui memang Pasar Ateh masih sepi pedagang sehingga kios yang ada banyak kosong.

"Rata-raya yang mengisi kios itu sekarang adalah pedagang Pasar Ateh lama yang terdampak kebakaran," kata Wahyu dihubungi TribunPadang.com, Kamis (10/2/2020).

Ia menyebut, penyebab kosongnya kios tersebut karena pedagang lebih memilih tutup lantaran tak ada pembeli.

"Ini yang menjadi 'PR' kita, bagaimana Pasar Atas ini kembali dikenal dan kembali jaya seperti dulu lagi," ungkapnya.

Perlu diketahui, pembangunan Pasar Ateh ini menelan biaya hingga Rp292 juta yang bersumber dari APBN Kementerian PUPR.

Pembangunan selesai dan mulai beroperasi pada Oktober 2018, setahun pasca kebakaran. (TribunPadang.com/M Fuadi Zikri)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved