Bocah Diserang Buaya
5 Tahun Terakhir, Sudah Ada 3 Kejadian Warga Diserang Buaya di Jorong Padang Mardani, Kabupaten Agam
Selama dalam jangka waktu lima tahun belakangan ini sudah ada tiga warga yang diserang buaya di Jorong Padang Mardani, Nagari Manggopoh, Kecamatan
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, AGAM - Selama dalam jangka waktu lima tahun belakangan ini sudah ada tiga warga yang diserang buaya di Jorong Padang Mardani, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (17/1/2022).
Korban pergi ke aliran sungai dengan maksud hendak bersiap pergi ke sekolah bersama dengan kakaknya.
Namun, korban sampai saat ini tidak ditemukan dan belum diketahui bagaimana kondisinya.
Baca juga: Kronologi Bocah Perempuan Umur 9 Tahun Diseret Buaya di Depan Mata Kakaknya, Korban Belum Ditemukan
Baca juga: Bocah Perempuan Diserang Buaya di Agam, Ternyata Anak Petani Tidak Memiliki Sumur Mandi di Rumah
Korban bernama Anisa Putri berumur 9 tahun, sedangkan kakaknya bernama Melisa Susanti berumur 18 tahun.
Wali Jorong Padang Mardani, Afrizal, mengatakan korban adalah seorang anak petani yang juga buruh harian lepas yang tinggal di sekitar lokasi kejadian.
"Lokasi sungai Batang Masang ini memang dihuni oleh buaya muara," kata Afrizal.
Baca juga: KRONOLOGI Buaya Serang Bocah di Agam, Diterkam Saat Jalan Pulang Setelah Mandi Pagi di Sungai
Baca juga: Nahas, Bocah Perempuan Diterkam Buaya, Sempat Ditarik Sang Kakak Akhirnya Terlepas karena Tidak Kuat
Baca juga: Buaya yang Terkam Bocah di Agam Langsung Lari dan Menghilang di Dalam Sungai Batang Masang
Ia mengatakan, karena mengganasnya buaya muara sehingga untuk masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai sudah diberikan himbuan.
Kata dia, sungai ini berbentuk rawa dan tidak berbatu sehingga dihuni oleh buaya muara.
Namun, lokasi ini sudah ada pengumuman yang menyebutkan aliran sungai dihuni oleh buaya muara.
"Karena lokasi ini masih digunakan sebagai lokasi memancing dan mandi," katanya.
Baca juga: Identitas Bocah Perempuan 9 Tahun yang Diterkam Buaya di Kabupaten Agam
Baca juga: Bocah Perempuan Diterkam Buaya di Nagari Manggopoh Lubuk Basung, Korban Belum Ditemukan
Ia berharap, masyarakat dapat membuat sumur atau menaikkan air sungai menggunakan mesin agar masuk dalam rumah.
"Bahkan dalam jangka waktu lima tahun ini, ada tiga kasus warga diserang buaya di Jorong Padang Mardani," katanya.
Kata dia, seorang korban berhasil selamat dan satu orang belum ditemukan sampai saat ini,
Sedangkan kasus terbaru terjadi pada hari dan korban masih dalam pencarian.
"Terkait untuk pemancing yang diserang buaya belum ada kasusnya sampai saat ini, hanya pengguna sungai seperti mandi," katanya.
Baca juga: Kronologi Bocah Diterkam Buaya di Sungai Batang Masang, Kakak Korban Sempat Berusaha Menyelamatkan
Baca juga: Kakak Korban Sempat Tarik Adiknya dari Terkaman Buaya dan Coba Kejar hingga ke Tengah Sungai
* Kronologi Bocah Perempuan Diserang Buaya
Wali Jorong Padang Mardani, Afrizal, mengatakan peristiwa ini terjadi sekitar pukul 06.30 WIB saat korban pergi ke sungai bersama dengan kakaknya bernama Melisa Susanti berumur 18 tahun.
"Kejadian ini terjadi sekitar pukul 06.30 WIB. Jadi korban dan kakaknya pergi ke sungai dengan tujuan pergi ke sekolah," kata Afrizal.
Namun, kakaknya lebih dahulu pergi ke sungai untuk mandi dan tidak lama disusul oleh adiknya bernama Anisa Putri (9).
"Setelah selesai mandi, korban naik ke pinggir sungai atau daratan. Saat itulah korban disambar oleh buaya," ujarnya.
Afrizal mengatakan, kakak korban sempat menarik korban pada saat digigit oleh buaya yang ada di aliran sungai.
Pada saat korban ditarik oleh buaya, kata dia, kakaknya tidak melepaskan pegangannya sehingga ikut terseret ke dalam aliran sungai.
"Dikarenakan kakak korban ini sudah pengap sehingga pegangannya terlepas," katanya.
Ia mengatakan, korban sempat mengapung di tengah sungai dan kembali ditarik oleh buaya ke dalam aliran sungai.
"Namun, sampai siang hari ini sudah tidak ada terlihat lagi," katanya.
Disebutkannya, korban adalah anak seorang petani dan juga buruh harian lepas. (*)