Banjir Galugua Kapur IX
Banjir Longsor di Galugua Lima Puluh Kota, Jalan dan Komunikasi Terputus, Warga Butuh Makanan Pokok
Saya turun langsung ke Galugua. Empat jorong yang ada di Galugua itu terdampak akibat meluapnya sungai batang Maek atau batang Kapur dan batang Kampar
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar) dilanda banjir dan longsor.
Bahkan akses nagari itu dengan Nagari Sialang putus total akibat diterjang luapan banjir.
Jalanan longsor dan tertimbun tanah, sementara air sungai juga meluap.
Baca juga: Bencana Banjir dan Longsor di Galugua Lima Puluh Kota, Wali Nagari: Bantuan Terkendala, Jalan Putus
Baca juga: Banjir dan Longsor Terjang Sejumlah Wilayah di Lima Puluh Kota, Akses Jalan Terputus di Galugua
Fasilitas umum seperti sekolah, masjid, musala, dan Puskesri terendam dan perlu dibenahi.
Relawan Palanta Aksi Kemanusiaan dan Sosial (PakSa) yang dikoordinatori mantan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan turun langsung ke lokasi.
"Saya turun langsung ke Galugua. Empat jorong yang ada di Galugua itu terdampak akibat meluapnya sungai batang Maek atau batang Kapur dan batang Kampar," ungkap Ferizal Ridwan, Selasa (4/1/2022).
Kedalaman air mencapai 1 meter di perumahan penduduk, bahkan ada yang lebih.
Kemudian, masyarakat pada umumnya tinggal di bantaran sungai itu.
Kondisi kebun masyarakat, seperti kebun jagung dan perkebunan gambir rusak parah.
Baca juga: Butuh Rp 555 Miliar, Wagub Sumbar: Pembangunan Jalan Galugua Diupayakan Pakai Dana Pusat
Baca juga: Jalan Rusak Parah di Galugua, Ambulans Tak Bisa Lewat, Warga Sakit Harus Dibawa Mobil Double Gardan
Perkebunan gambir puluhan hektar diterjang longsor dan tertimbun.
Sementara, tanaman jagung yang dalam posisi sedang panen dan siap panen hanyut.
"Ada yang bisa diselamatkan, tapi karena terendam air, banyak yang tumbuh kembali. Tapi pada umumnya hanyut dan tumbang," terang Ferizal.
Selain itu, akses jalan ke Galugua, ada sekitar 20 titik di pinggiran jalan longsor, tiga putus, di antaranya akses jalan di Galugua dan Tanjung Jajaran.
"Masyarakat tentu dengan situasi itu sudah terbiasa, sebab rumah mereka berada di pinggir sungai. Cuma untuk tahun ini, kata masyarakat ini yang terparah dan terbesar," ungkap Ferizal.
Ditambah aliran listrik sejak 31 Desember terputus.
Tiang listik arah ke sana banyak yang tumbang.
Kabelnya turun.
Tidak ada listrik dan sinyal telepon. Gelap gulita.
"Untuk telekomunikasi belum terjangkau, cuma masyarakat bisa memanfaatkan wifi, kemudian aliran listriknya dari genset. Ada beberapa titik di situ."
"Sekarang sudah bisa diakses. Kami relawan PakSa kalau ada pihak lain yang ingin membantu, bisa kami fasilitasi," ujar Ferizal.
Saat ini yang dibutuhkan masyarakat, lanjutnya, makanan pokok, susu bayi, dan perbaikan jalan.
Bantuan tersebut diharapkan segera turun, sebab banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan.
"Saya dan relawan lainnya ke lokasi, Minggu (2/1/2022). Kalau ada pihak lain yang ingin membantu dan berdonasi, bisa difasilitasi dan diantarkan ke lokasi," tutur Ferizal. (*)