Kabupaten Agam
Ikan Keramba Mati Massal di 7 Nagari Sekitar Danau Maninjau, Total 1.764 Ton Setara Rp 35,2 Miliar
DPKP Kabupaten Agam mencatat, kematian massal ikan KJA sepanjang tahun 2021 terjadi pada bulan Januari, Februari, Mei dan Desember 2021.
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, AGAM- Sebanyak 1.764 ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang mengalami kematian massal sepanjang 2021.
Ribuan ton ikan mati ini tersebar di tujuh nagari di sekitar Danau Maninjau.
Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Agam mencatat, kematian massal ikan KJA sepanjang tahun 2021 terjadi pada bulan Januari, Februari, Mei dan Desember 2021.
Kepala DPKP Kabupaten Agam, Rosva Deswira menguraikan, bahwa pada bulan Januari hingga Februari sebanyak 15 ton ikan mengapung di Nagari Bayua dan Koto Malintang.
Baca juga: Sekitar 250 Ton Ikan Keramba di Danau Maninjau Mati Massal, Total Capai 1.764 Ton Selama 2021
Baca juga: Sudah 30 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Maninjau, Edi Netrial: Terbaru di Galapuang dan Tanjungsani
Bulan Mei, sekira 44 ton ikan mengalami hal serupa di Nagari Sungai Batang, Tanjung Sani, dan Koto Malintang.
Kemudian, bulan Desember 2021 ialah periode terparah kematian massal ikan KJA tersebut.

"Pada bulan Desember kematian sekitar 330 ton ikan terjadi di Nagari Tanjung Sani, 520 ton di Nagari Koto Malintang," ujar Rosva menjawab wartawan, Kamis (30/12/2021) sore.
Selain di dua nagari tersebut, pada Desember 2021 ini, kematian masal juga terjadi di Nagari Koto Gadang, Nagari Koto Kaciak, Nagari Sungai Batang, Nagari Maninjau dan Nagari Bayua.
"Sekira 220 ton di Nagari Koto Gadang, 300 ton di Nagari Koro Kaciak, 50 ton di Nagari Sungai Batang, 65 ton di Nagari Maninjau, serta 220 ton di Nagari Bayua," jelas dia.
Dia memperkirakan kerugian atas kematian massal ikan KJA ini mencapai Rp 35,2 Miliar.
"Perhitungannya, jika satu kilogram Rp 20 ribu, maka jika dikalikan dengan 1.764 ton, maka totalnya ialah sekira Rp 35,2 Miliar," pungkas Rosva.
Sebelumnya diberitakan sebanyak 1.514 ton ikan keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau mengalami kematian massal.
Namun, hari ini Kamis (30/12/2021), ditemukan lagi kematian massal ikan sekitar 250 ton di Nagari Bayua dan Maninjau.
Dengan adanya penambahan ini, maka hingga akhir tahun ini sudahj 1.764 ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) mati
Jenis ikan yang mati umumnya nila dan ikan mas.
Baca juga: Bupati Agam Andri Warman Sambut Baik Target UHC JKN-KIS
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta upaya pengalihan mata pencarian masyarakat sekitar Danau Maninjau, dari usaha Keramba Jaring Apung (KJA).
Luhut meminta upaya itu dipercepat sehingga revitalisasi Danau Maninjau bisa segera dimulai.
"Pengalihan ke mata pencarian baru supaya dilakukan dulu, kemudian melakukan pengurangan jumlah KJA," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam rapat virtual yang diikuti sejumlah kementrian, Gubernur Sumbar dan Bupati Agam, Rabu (16/6/2021).
Ia mengatakan, berdasarkan penelitian LIPI pada 2017, 90 persen penyebab pencemaran Danau Maninjau adalah akibat sendimen sisa pakan KJA.
Mengenai anggaran untuk pengalihan mata pencarian masyarakat, Luhut memperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 42 miliar, dan dibebankan kepada Pemprov Sumbar dan Kabupaten Agam.
Sementara anggaran untuk menyelesaikan persoalan sendimen yang telah menumpuk di dasar danau diperkirakan sebesar Rp 237 miliar dari Kementerian PUPR.(*)