Puluhan Babi Liar Mati di Agam, BKSDA Sumbar Minta tak Lakukan Buru Babi di Hutan Lindung Palembayan

Petugas BKSDA Sumbar berharap masyarakat untuk tidak melakukan tradisi perburuan babi di kawasan hutan lindung Palembayan, Kabupaten Agam, Provinsi Su

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
istimewa
Sebanyak 50 ekor babi ditemukan mati di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). 

"Apabila menemukan bangkai babi liar pada lokasi yang jauh dan tidak memungkinkan untuk segera ditindaklanjuti oleh petugas agar sedapatnya mengambil sampel bangkai," kata Ardi Andono.

Pihaknya berharap masyarakat dapat menguburkan bangkai tersebut untuk mencegah penyebaran ASF (tata cara mengikuti aturan penanganan ASF)

Baca juga: Diduga Akibat African Swine Fever (ASF), BKSDA Sumbar Ingin Pastikan Penyebab Kematian 50 Babi Liar

Kata dia, semua pihak terkait sudah turun pada Selasa (7/12/2021) ke lapangan atau lokasi kejadian terkait temuan kematian babi liar di beberapa lokasi di Kecamatan Palembayan.

Berdasarkan keterangan warga diketahui bahwa kematian babi ini sudah terjadi sekitar 1 sampai dengan 2 bulan yang lalu.

Rata-rata kematian babi liar tidak ditemukan secara serentak dalam waktu yang bersamaan. Namun, dalam selang beberapa hari," katanya.

"Ada terdapat satu kasus ditemukan kematian serentak babi liar sebanyak 15 ekor dalam satu lokasi," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil wawancara kepada masyarakat tersebut dapat diverifikasi bahwa jumlah babi liar mati sekitar  45 sampai dengan 50 ekor.

Kematian babi liar ini tersebar di beberapa lokasi atau kebun milik masyarakat setempat.

"Tim investigasi dan verifikasi juga melakukan pengambilan sampel bangkai babi liar di 2 lokasi kebun masyarakat di Nagari Salareh Aia yang berjarak sekitar 6 km dari pemukiman," ujarnya.

Pengambilan sampel tersebut dilakukan oleh Balai Veteriner Bukittinggi untuk kemudian dibawa ke laboratorium guna pemeriksaan lebih lanjut terkait dugaan African Swine Fever (ASF).

"Sampel yang dapat diambil hanya berupa sisa-sisa tulang atau tengkorak babi liar, karena diperkirakan kematian babi liar tersebut sudah terjadi sekitar 1 bulan yang lalu," katanya.

Selain itu, juga diambil sampel berupa air kubangan di sekitar lokasi kematian babi liar guna mendukung dugaan ASF pada babi liar. (TribunPadang.com/Rezi Azwar)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved