Warga di Padang Keberatan Minyak Goreng Curah Dilarang, Selisih Harga dengan Kemasan Terasa Besar
"Saya biasa menggunakan minyak curah, karena harga tidak jauh beda dengan minyak kemasan," kata warga Andalas, Kota Padang, Indra Jumat pagi.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Pemerintah memastikan penghapusan minyak goreng curah pada 1 Januari 2022.
Rencana tersebut direspon oleh sejumlah warga Padang, Jumat (26/11/2021).
"Saya biasa menggunakan minyak curah, karena harga tidak jauh beda dengan minyak kemasan," kata warga Andalas, Kota Padang, Indra Jumat pagi.
Baca juga: Harga Minyak Goreng di Padang Melambung Tinggi, Warga Minta Pasar Murah Digelar Setiap Minggu
Baca juga: Dinas Perdagangan Padang Tunggu Aturan Kemendag Soal Penurunan Harga Minyak Goreng
Ia membeli harga minyak curah sekitar Rp18 ribu. Harga itu naik dari sebelumnya.
Kenaikan tersebut menurutnya sudah cara pemerintah menghapus peredarannya minyak goreng curah.
"Kalau melihat kualitas tentu bagus minyak kemasan. Tapi minyak curah ini kan biasa digunakan oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah," tuturnya.
Selain itu minyak curah juga merupakan salah satu kebutuhan pokok warga yang banyak peminatnya.

Menurutnya, jika kebijakan penghapusan peredaran minyak goreng curah tetap dilakukan, itu tidak berpihak kepada warga dengan penghasilan minim.
"Jika dihapus, tidak masalah. Beralih ke minyak kemasan, tapi kalau dapat jangan, harganya saja yang diturunkan, " sambungnya.
Ia menyebut selisih harga minyak goreng curah dan kemasan ini buat warga kecil terasa besar.
"Biasanya warga yang berpenghasilan minim lebih memilih minyak curah, mereka bisa beli dengan berbagai ukuran sesuai dengan uang yang mereka punya," ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan warga Padang lainnya Nely Helma (31).
Ia agak keberatan jika peredaran minyak goreng dihapus.
"Banyak warga yang ekonominya lemah. Tidak sanggup beli minyak kemasan yang harganya sudah dipatok, sementara uang ditangan kurang," tegas Nely.
Ia berharap pemerintah memikirkan masyarakat yang berpenghasilan minim.
"Ada warga yang cuma punya uang untuk beli minyak goreng seperempat, karena itu ia membeli minyak goreng curah," katanya.(*)