Viral Curhat Atlet PON Sumbar Dilepas Bak Anak Ayam Tanpa Induk, Tidur di Kursi Ruang Tunggu Bandara
Viral curahan hati atlet cabor bola tangan Sumatera Barat Irfan Oktavianus karena harus beristirahat beralasan kursi ruang tunggu Bandara Soekarno
Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal

Sehingga hanya menganggarkan biaya konsumsi masing-masing orang sebesar Rp 150 ribu pulang pergi.
“Dalam anggarannya kami memang tidak ada menyediakan dana untuk penginapan saat transit. Menurut perkiraan kami waktu itu para kontingen nantinya hanya akan berada di bandara dengan waktu paling lama 6-8 jam,” paparnya.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan tersebut, itu sesuai ketersediaan anggaran,” terangnya.
Berdasarkan pembeberan tersebut tentu Irfan dan kawan-kawan hanya memiliki sisa uang saku sebesar Rp 75 ribu untuk menunggu transit selama 20 jam.
Mengingat kondisi transit yang sangat panjang, melalui unggahannya Irfan mengatakan bahwa ia dikirimi uang sebesar Rp 2 juta rupiah dari bendahara umum APTi Sumbar.
Isi unggahan Irfan itu dibenarkan oleh pelatih bola tangan Sumbar Seprinaldi.
Mnurutnya melihat keadaan tersebut tentu pengurus langsung mengirimkan bantuan.
Hal serupa itu sebenarnya juga terjadi pada cabor lain yang dibantu oleh Pengprov saat mengalami kendala seperti cabor silat dan atletik.
“Kalau dari KONI hanya uang saku sebanyak Rp 75 ribu, kita sama-sama tahu saja berapa biaya makan di bandara Soekarno Hatta,” terangnya saat dihubungi Kamis (21/10/2021).
Pelatih Bola Tangan Sumbar itu juga menyesalkan kenapa KONI Sumbar tidak memberikan penginapan pada para atlet saat melakukan transit.
“Menurut saya bahasa ditelantarkan itu munculnya dari sana, walau sebenarnya yang tidur di bandara banyak. Seperti taekwondo malah hampir keseluruhan,” bebernya.
Ia juga mengatakan bahwa penglihatannya daerah lain mendapatkan penginapan saat transit terkhusus juri dan wasit penginapannya disediakan.
Ia berharap sebenarnya KONI harus sigap menyikapi durasi transit yang panjang, minimal dengan memberikan penginapan murah yang berada di sekitar bandara.
Sehingga tidak ada atlet yang beristirahat di bandara.
Seprinaldi juga membeberkan bagaimana kondisi para atlet pada saat berangkat dari Papua, menurutnya cabor bola tangan berangkat sebanyak 15 orang dari Papua.