PON Papua 2021
Persiapan PON Papua 2021, Cabor Karate Sumbar Keluhkan Pencairan Dana yang Lambat
TC intensif itu dilakukan KONI Sumbar sejak awal Agustus hingga para atlet bertolak ke Papua untuk gelaran PON 2-15 Oktober mendatang.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Training Camp (TC) intensif terus digemborkan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumbar untuk seluruh cabang olahraga (Cabor) yang akan berlaga di PON XX Papua 2021 mendatang.
TC intensif itu dilakukan KONI Sumbar sejak awal Agustus hingga para atlet bertolak ke Papua untuk gelaran PON 2-15 Oktober mendatang.
Cabor karate yang terus menggenjot 8 orang atletnya untuk bisa tampil maksimal di gelaran olahraga 4 tahunan itu pada saat ini terkendala dalam masalah pencairan dana.
Baca juga: Cabor Karate Sumbar Kedatangan Karateka Bengkulu, Lakukan Uji Coba Jelang PON Papua 2021
Diketahui sebelumnya, Cabor Karate Sumbar yang dilatih oleh Zelly Heriyanto, Martinel dan Nazar Efendi ini, sudah mulai melakukan latihan dengan program prakompetisi sejak Juli lalu.
Sudah memasuki bulan ketiga persiapan, Pelatih Kepala Karate Sumbar, Zelly Heriyanto mengatakan, bahwa para karateka terkendala dalam pencairan dana untuk terus bisa melakukan latihan maksimal.
Zelly membeberkan, bahwa lambatnya pencairan dana untuk TC sangat berdampak pada persiapan anak asuhnya.
"Selama TC penuh kita melakukan latihan sangat intens sekali, dalam sehari itu kita genjot anak-anak latihan pagi dan sore," ucap mantan karateka Sumbar itu.
Baca juga: Polisi sebut Motif Pelaku Maling Kotak Amal Tanpa Busana untuk Mengaburkan Identitas
Tanpa latihan intens menjelang berangkat ke Papua tentu akan menyulitkan para karateka untuk bisa berprestasi nantinya.
Melalui latihan intens dan intesitas yang semakin tinggi itu para karateka membutuhkan cukup agar tetap bugar.
"Bayangkan saja jika tenaga yang dikeluarkan dan masuk tidak sesuai apa yang akan terjadi, pasti atlet akan drop," tukas pria yang juga pernah menyandang nama Sumbar di kejuaraan nasional itu.
Jelas saja jika asupan gizi yang masuk tidak sesuai akan membuat atlet drop sehingga tidak maksimal dalam melakukan persiapan.
"Jangan sampai hal ini berdampak pada persiapan dan berujung pada prestasi karateka juga menurun," katanya.
Baca juga: Sempat Turun, PPKM Kabupaten Pasaman Kembali Naik ke Level 3, Satgas Belum Dapat Informasi
Agar semua itu tidak terjadi, Zelly mengupayakan gizi sebisanya bersama anak asuhnya agar bisa tetap prima melangsungkan persiapan.
"Saya paham juga kondisinya, sekarang keadaan memang serba sulit karena pandemi," umbarnya.
"Kami melakukan iuran bersama karateka untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi mereka agar tetap bisa maksimal berlatih," sambungnya.
Setiap iuran yang terkumpul, Zelly membelanjakannya untuk melengkapi asupan gizi para karateka.
Dari iuran seadanya itu, Zelly bisa memperoleh buah, susu, madu dan kebutuhan gizi seadanya saja.
Baca juga: KRONOLOGI Penangkapan Pencuri Kotak Infak Tanpa Busana di Solok, Uang Rp 155 Ribu Turut Disita
"Kita bisa iuran sebisanya dan belanja kebutuhan seadanya, sehingga itu belum bisa memenuhi standar porsi kebutuhan atlet," jelasnya.
Zelly juga tidak main-main juga mempersiapkan karatekanya, ia bersama pelatih lainnya menargetkan 1 emas pada gelan di Papua nanti.
Sehingga ia berharap agar pihak KONI bisa mengerti situasi yang dirasakan oleh para atlet.
"Mudah-mudahan saja dana bisa cepat cair, kebutuhan atlet bisa berjalan lancar," harap Zelly.
Seandainya dana cair dan kebutuhan atlet bisa berjalan lancar, Zelly yakin bahwa karateka akan berlatih sepenuh hati.
Namun jika sebaliknya terjadi, ia sebagai pelatih pun tidak tega memberi latihan keras pada para atletnya.
"Kalau kondisinya seperti sekarang, pelatih harus meraba-raba batasan para atletnya," tuturnya. (*)