Kisah Nenek Martini Hidupi 2 Cucu yang Ditinggal Orang Tua di Padang, Hampir Diusir dari Kontrakan
Seorang Nenek di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) tinggal sebatang kara mengurus dua cucu yang ditelantarkan oleh anak kandungnya.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Walau begitu, Nenek Tini pantang menyerah dan tetap berusaha dengan segenap kemampuan yang ia punya.
Nenek Tini harus berjuang lebih keras lagi untuk menyekolahkan dua cucunya.
Demi menafkahi kehidupan mereka, awalnya Tini bekerja sebagai penjual lontong sayur.
Setiap pagi, ia sudah sibuk mempersiapkan dagangannya untuk para pelanggan.
Akan tetapi kini Nenek Tini mengeluhkan sakit di kaki hingga pinggang.
Ia sudah mencoba therapy tiga kali, hasilnya dikatakan saraf kejepit. Coba ke rumah sakit, dibilang asam urat.
Baca juga: Tes SKD CPNS Pemko Padang akan Dibagi 3 Sesi per Hari, Bisa Diikuti Sekitar 150 Peserta
"Rencana ke bagian tulang lagi, karena sakit dibawa melangkah, rasa ditusuk pisau," tukasnya.
Jalan saja susah, kadang-kadang pakai tongkat, kadang-kadang berpegangan ke dinding.
Untuk ambil wudhu saja, kadang-kadang Tini meminta cucunya untuk menimba air di sumur. Itupun harus disaring dulu karena kondisi air yang keruh.
"Kalau tidak ada terpaksa nenek, yang penting salat tidak pernah tinggal, kesitu tempat mengadu," katanya.
Hampir 5 bulan ini ia tidak bisa mencari uang lagi karena menderita sakit tersebut.
Nenek Tini juga tidak punya BPJS. Ada yang mau mengurus tapi belum tuntas sampai sekarang.
Jika sudah aktif, Nenek Tini berencana akan langsung pergi berobat.
"Ya beginilah Nenek, tidur duduk salat, masak kalau ada beras, dimasak. Jika tidak ada lauknya, bikin telur dadar, kadang pakai garam saja," ungkap Nenek Tini.
"Punya anak, tapi tidak sanggup lagi mengobati. Tentu tunggu bantuan Allah, kalau ada yang mau bersedekah, baru bisa berobat," tutur Nenek Tini sambil menghapus air matanya.