Berita Pariaman Hari Ini

Curhat Pengusaha Keripik Jengkol di Pariaman, Putri: Sebelum Pandemi Bisa Terjual 10 Kg per Hari

Putri (29), Seorang pengusaha keripik Jengkol di Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), mengakui omzet penjuala produk keripik jengkol, mengalami

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR
Seorang pengusaha Keripik Jengkol di Kota Pariaman, Putri (29) sedang menumbuk (geprek) bahan olahan jengkol untuk diproduksi jadi keripik jengkol atau karupuak jariang di rumahnya. Senin (23/8/2021 

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Putri (29), seorang pengusaha keripik Jengkol di Pariaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), mengakui omzet penjuala produk keripik jengkol, mengalami penurunan drastis sejak pandemi melanda.

"Biasanya (sebelum Pandemi) kerupuk bisa terjual sebanyak 8 hingga 10 Kilo gram tiap harinya," papar Putri kepada  TribunPadang.com,i Senin (23/8/2021).

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia hingga saat ini imbuhnya berdampak terhadap usaha mikro kecil dan  menengah atau UMKM, yang dikelolanya.

Selama ini ungkap Putri daftar harga keripik jengkolnya dijualnya seharga Rp 160-180 ribu per Kg.

Selain itu, juga ada keripik emping atau Karupuak Baguak yang dijual Rp 90 ribu per Kg.

Kemudian, ada juga varian keripik lainnya, kerupuk kaladi dan Kerupuk Ubi, masing-masingnya dijual Rp 40 ribu per Kg.

"Dari beberapa jenis kerupuk yang ada, memang favorit pembeli kebanyakan ialah kerupuk jengkol,"

"Barangkali juga karena kerupuk jengkol disini murni, tanpa campuran tepung, dan pembeli bisa melihat langsung saya menumbuk (geprek) jengkol," kata Putri

Seorang pengusaha Kerupuk Jengkol di Kota Pariaman, Putri (29) sedang menumbuk (geprek) bahan olahan jengkol untuk diproduksi jadi keripik jengkol atau karupuak jariang di rumahnya. Senin (23/8/2021
Seorang pengusaha Kerupuk Jengkol di Kota Pariaman, Putri (29) sedang menumbuk (geprek) bahan olahan jengkol untuk diproduksi jadi keripik jengkol atau karupuak jariang di rumahnya. Senin (23/8/2021 (TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR)

Sejauh ini lanjutnya, dampak pandemi itu saling berkaitan antara sektor wisata dan ekonomi masyarakat.

Kendati begitu, Putri tak menampik, dihari-hari libur memang ada pembeli yang datang, namun tak seramai sebelum masa Pandemi.

Beruntung kata dia, kedainya sudah punya langganan atau pembeli tetapnya, termasuk dari berbagai kalangan hingga pejabat pemerintahan.

Kemudian ia menceritakan, awal usahanya yang dimulai semenjak 9 tahun silam.

"Usaha ini sebelumnya dikelola oleh ibunya, namun karena kondisi tubuhnya yang mulai menurun, maka saya yang melanjutkannya," kata Putri.

Sebelumnya, kata Putri, sang ibunya memulai usaha keripik jengkol itu sejak Tahun 2000.

"Semoga pandemi segera berakhir, kunjungan wisatawan meningkat, dan ekonomi masyarakat segera pulih," papar dia.

Baca juga: Bisnis Keripik Jengkol di Kota Pariaman, Putri: Ada yang Datang dari Padang, Beli Karupuak Jariang

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved