Banjir Padang
Banjir Merendam Pemukiman Warga Kota Padang, Giliran BPBD Beri Tanggapan
BPBD Kota Padang menduga selain curah hujan tinggi, drainase menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di ibu kota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - BPBD Kota Padang menduga selain curah hujan tinggi, drainase menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di ibu kota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Hal itu dikatakan oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Padang, Sutan Hendra, Jumat (20/8/2021) di Padang setelah banjir melanda beberapa kawasan Kota Padang, Sumbar.
Menurutnya, selain curah hujan yang tinggi diduga juga disebebkan terkait permasalahan drainase.
"Penyebab banjir kemarin ini yang melanda kawasan Kota Padang, karena drainase yang kurang berfungsi," kata Sutan Hendra, Jumat (20/8/2021).
Namun, ia menyebutkan dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa, karena masyarakat lekas dievakuasi ke lokasi yang aman.
Sebelumnya, BPBD Kota Padang sebut ada 15 kawasan yang direndam banjir akibat curah hujan yang tinggi di Kota Padang, Provinsi Sumbar.
Hujan ini terjadi sejak siang hari yang berlanjut sampai malam hari pada Rabu (18/8/2021).
Berikutnya, lokasi yang direndam banjir di Kecamatan Koto Tangah terdiri dari Perumahan Gria Anak Air Permai Batipuh Panjang -- dekat Rutan Kelas IIB Padang, --- Kota Padang.
Lanjutnya, Bungo Pasang, Sungai Lareh Lubuk Minturun, Perumahan Sparko Balai Gadang, dekat Kantor Lurah lama Batipuh Panjang, dan Perumahan Lembah Karet Batipuh Panjang.
Selanjutnya, banjir merendam belakang RS Baiturrahmah Air Pacah, Parak Jambu Dadok Tunggul Hitam, Belakang Swalayan Citra Lubuk Buaya, dan Perumahan Jihad Persada 2 Simpang Kalumpang.
"Untuk Kecamatan Kuranji banjir merendam kawasan Perumahan Berlindo belakang RSUD, dan Komplek Vila Bukit Gading Permai Gunung Sarik," ujarnya.
Sedangkan untuk Kecamatan Nanggalo banjir juga merendam kawasan Tabing Banda Gadang.
Baca juga: Update PascaBanjir di Padang, Masyarakat Aksi Bersih-bersih Rumah, Warga Gunakan Sumber Sumur Bor
Pascabanjir di Kota Padang
Dilansir TribunPadang.com, masyarakat melakukan bersih-bersih setelah pasca banjir di Perumahan Kumala Regensi, Kelurahan Batipuh Panjang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Pantauan TribunPadang.com, terlihat masyarakat sedang membersihkan rumah yang terendam banjir pada Rabu (18/8/2021) malam.
Idhwar (50) salah satu warga mengatakan sampai saat ini masih melakukan pembersihan terhadap rumahnya yang sempat terendam banjir.
Kata dia, barang elektronik yang ada di dalam rumah mengalami kerusakan. Dimana terdiri dari televisi, kulkas, mesin cuci, dan lainnya.
"Saat kejadian itu di dalam rumah, ketinggian airnya selutut orang dewasa, sedangkan di luar rumah lebih tinggi lagi," kata Idhwar (50), Jumat (20/8/2021).
Ia menjelaskan, untuk hari ini dirinya mencuci barang-barang dengan menggunakan air sumur bor.
Terkait air bersih PDAM masih mati dan dirinya menggunakan air galon untuk minum dan memasak.
Ia menjelaskan, saat terjadinya banjir didahulukan anak kecil dan ibu-ibu selanjutnya.
Baca juga: Walikota Padang Hendri Septa Ungkap Penyebab Banjir, Kerugian Diperkirakan Ratusan Juta
Kilas Balik Bencana
Dilansir TribunPadang.com, banjir yang melanda Kelurahan Air Pacah Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, membuat masyarakat kilas balik (falshback) ke Tahun 1981 silam.
Sebelumnya, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu (18/8/2021) digenangi oleh banjir pada malam hari.
Hal ini disebabkan, karena hujan sejak Rabu (18/8/2021) sore hingga Kamis dini hari waktu Indonesia Barat (WIB).
Durasi hujan yang panjang menyebabkan banyak kawasan di Kota Padang terendam banjir di antaranya di Kelurahan Air Pacah Kecamatan Koto Tangah.
Banjir terjadi di kawasan ini setelah Salat Isya sekitar pukul 20.00 WIB, sejak hujan turun pada sore hari.

Menurut kesaksian warga Kelurahan Air Pacah, Jon (53) ini adalah banjir terparah sejak 3 tahun silam.
"Ini banjir terparah sejak 3 tahun silam, airnya lebih tinggi pada banjir sebelumnya," papar Jon.
Diketahui banjir yang terjadi di kawasan Air Pacah, air tergenang hingga lutut orang dewasa.
"Pada banjir sekarang iti airnya deras sehingga ada pondok warga yang rusak," terang Jon.
Selanjutnya menurut Jon banjir kali ini bisa disebut banjir bandang karena sifatnya kiriman dari atas bukit.
"Ini sudah bisa disebut galodo atau banjir bandang karena airnya turun dari hulu dengan deras makanya banyak titik longsor," papar Jon.
Hal ini menurut Jon berbeda dengan kejadian 3 tahun silam sewaktu lebaran idul fitri.
"3 tahun lalu itu banjir memang terjadi karena hujan yang lama tapi tidak setinggi saat ini di daerah sini," papar Jon.
Kejadian banjir semalam kata Jon membuat dirinya teringat bencana serupa pada Tahun 1981.
"Ini kejadiannya sama waktu banjir 1981 di kawasan ini juga," papar Jon.
Pada Tahun itu, kata Jon air juga berasal dari bukit malah ada satu bukit, yang longsor sehingga genangan air tinggi.
Baca juga: Banjir di Air Pacah Padang Hanyutkan 60 Karung Padi di Huller Jon, Kumpulkan Sisa yang Berserakan
Baca juga: Banjir Genangi Nagari Sungai Buluh Timur Kabupaten Padang Pariaman, Ruas Jalan Rusak Terkikis Air
Baca juga: Banjir Setinggi Betis Orang Dewasa di Air Paku Sungai Sapih Padang, Warga: Sawah Seperti Kolam

Sebelumnya, banjir terjadi setelah hujan mengguyur Kota Padang sejak Rabu (18/8/2021) sore hingga Kamis dini hari.(TribunPadang.com/Rezi Azwar/Rahmat Panji)