HUT Kemerdekaan RI
Kisah Kakek Nawi: Pejuang Kemerdekaan RI di Padang, Saksi Agresi Militer Belanda saat Kuasai Sumbar
"Jika saya meninggal nanti, anak saya, cucu saya, cicit saya selamat aman dan tenteram." Itulah harapan
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Ia menambahkan melawan Belanda senjata cuma seadanya, bambu runcing dan lain-lain.
Baca juga: HUT Kemerdekaan Masa Pandemi di Sumbar, Gubernur Mahyeldi: Ada Merah Putih, Marawa dan Aturan Prokes
Baca juga: Wali kota Pariaman Genius Umar Kukuhkan 36 Anggota Paskibra Tahun 2021, Upacara Berlangsung Khidmat
Semangatnya cuma satu, mengusir Belanda dari Padang dan kota lainnya di Sumbar,
"Senjata mereka bagus-bagus, sementara senjata kita granat dan senjata curian. Orang Indonesia tidak bisa buat senjata," tutur Nawi didampingi istrinya.
Nawi mengaku tidak pernah di penjara. Namun saat perang ia pernah kena tembak satu kali di bagian paha.
Hingga September 1949 kata dia, baru ada persatuan.
Saat itu Belanda masih berada di berbagai kota di Sumbar, hanya saja tensi pertempuran sudah jauh turun.
"Saat itu saya menjabat komandan regu, satu regu terdiri atas 12 urang," sebutnya.
Nawi bersyukur, dirinya kini sudah bisa merasakan kemerdekaan.
Kini, Nawi memupuk amal di usia senjanya. Ia dengan tenang dan nyaman beribadah di rumahnya.
"Sekarang sudah makin baik. Saya berharap anak-anak selamat sepeninggalan saya. Seiya sekata sekata, satu padu, satu perjuangan. Jangan bertengkar, baik-baik saja," harapnya. (TribunPadang.com/Rizka Desri Yusfita)
