PPKM Padang
Ahli Ungkap Sebab Kematian Akibat Covid-19 di Sumbar Tinggi, Gubernur: Kita Kini Serius dengan Hulu
Ahli Ungkap Penyebab Kematian Akibat Covid-19 di Sumbar Tinggi, Ini Kata Gubernur Mahyeldi
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Ahli Epidemiologi dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Defriman Djafri menyebutkan kematian akibat terpapar Covid-19 di Sumbar cukup tinggi.
Secara akumulatif kasus meninggal dunia karena Covid-19 di Sumbar sebanyak 1.718 orang hingga, Rabu (11/8/2021).
Menurut Defriman Djafri, risiko kematian menjadi tinggi apabila pasien menderita gejala lebih banyak dan memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
Baca juga: Mahyeldi Soal Komitmen Kepala Daerah Tangani Covid-19: dari 4 Daerah PPKM Level 4 Kini Tinggal Satu
Baca juga: Setelah Melantik Sekda, Gubernur Sumbar Mahyeldi akan Lakukan Rotasi dan Mutasi Jabatan
"Angka kematian paling tinggi itu adalah usia rentang 60-69 tahun," katanya.
Ia juga menyebutkan, risiko kematian pasien yang tidak divaksin dan baru mendapatkan vaksin pertama juga lebih tinggi dibandingkan yang telah mendapatkan dua kali suntikan vaksin.
"Kami merekomendasikan agar ada upaya kategori penilaian indeks penerapan prokes sehingga bisa dipantau secara berkala dan dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan," harapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi menyatakan tingginya angka kematian tentu menjadi hal yang harus dicermati.
Ke depan, kata dia, penerapan protokol kesehatan harus semakin dipertegas karena menyelesaikan persoalan dari hulu akan sangat membantu penanganan di hilir.
"Makanya kita sekarang ini serius dengan hulu, kemarin dalam rakor dengan bupati wali kota, saya sampaikan bagaimana menseriuskan di hulu, mendisiplinkan masyarakat dengan prokes," tegas Mahyeldi.
Selain itu, dalam waktu dekat pihaknya akan memberikan dukungan pengunaan masker ke masyarakat.
"Kami mohon dukungan dan bantuan kepada rekan-rekan media agar masyarakat taat dan masyarakat disiplin prokes."
"Mudah-mudahan angka kesembuhan meningkat, angka kematian bisa tekan, dan kemudian juga tracing kita juga kita tingkatkan," jelas Mahyeldi. (*)