Berita Kabupaten Solok

Update Fenomena Alam Waterspout di Danau Kembar Kabupaten Solok, BMKG Imbau Masyarakat Waspada

Sebuah video yang merekam fenomena menyerupai angin puting beliung - di Danau Kembar -- tepatnya di Danau Diatas, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sum

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
ISTIMEWA
Angin puting beliung di kawasan Danau Atas, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, Minggu (27/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sebuah video yang merekam fenomena menyerupai angin puting beliung - di Danau Kembar -- tepatnya di Danau Diatas, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat viral di media sosial. 

Dalam rekaman terlihat gumpalan awan hitam yang disertai pusaran angin yang berputar.

Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau BMKG Padang Pariaman, Sakimin mengatakan peristiwa itu terjadi pada pukul 14.30 WIB, Minggu (27/6/2021).

Menurutnya, waterspout termasuk dalam fenomena cuaca ekstrem Puting Beliung, yakni fenomena alam berupa pusaran angin berbentuk corong yang terjadi di daerah perairan baik laut maupun danau. 

Ia menjelaskan, penyebab terjadinya waterspout tersebut berasal dari awan Cumulonimbus yang ditandai dengan dasar awan yang gelap.

Kemudian, diikuti dengan adanya suhu, tekanan, dan kelembaban udara yang jauh berbeda dibandingkan daerah di sekitar terbentuknya waterspout sehingga memicu pergerakan angin secara berputar. 

"Hasil analisis data menunjukkan kondisi atmosfer yang labil di wilayah Solok termasuk di wilayah Danau Kembar, yang mengindikasikan kemudahan timbulnya awan Cumulonimbus dan cuaca buruk," ungkap Sakimin.

Selain itu, lanjutnya, data citra radar cuaca juga menunjukkan terdapat pertumbuhan 
awan yang cukup kuat dengan angin berkecepatan mencapai 15 m/s – 20 m/s (54 km/jam –72 km/jam). 

Ia menambahkan, durasi terjadinya puting beliung ataupun waterspout cukup singkat dan cepat.

Yakni berkisar antara 10-30 menit namun bersifat sangat merusak mengingat keceptan angin yang cukup tinggi.

Sakimin menyebut, puting beliung umumnya terjadi pada saat siang hingga sore hari di musim pancaroba.

Sebab, karakteristik cuaca pada musim tersebut yakni pada saat pagi hari kondisi cuaca cukup cerah, suhu udara dan kelembaban relatif tinggi, namun pada siang atau menjelang sore hari kondisi langit berubah secara drastis menjadi gelap dan dingin. 

"Masyarakat diimbau untuk selalu mewaspadai perubahan kondisi cuaca tersebut, dan menghindari beraktivitas di lokasi terbuka yang cukup luas sebagai upaya mengurangi risiko terjadinya fenomena cuaca ekstrem puting beliung maupun fenomena cuaca lainnya seperti petir, angin kencang, hingga hujan es," jelas Sakimin. 

Baca juga: VIRAL Fenomena Alam Waterspout di Danau Diatas Kabupaten Solok, Ini Penjelasan BMKG

Baca juga: VIRAL Fonemena Angin Puting Beliung, Terekam Kemera HP Wisatawan di Alahan Panjang Kabupaten Solok

Penjelasan BMKG

Halaman
12
Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved