Bedah Buku Buya ASM 'Ibu Kemanusiaan', M Taufik: Nilai Minangkabau Hidup dalam Gagasan Beliau

Buku tentang Buya ASM berjudul Ibu Kemanusiaan: Catatan-catatan Perempuan untuk 86 Tahun Buya Syafii Ma’arif.

Editor: Saridal Maijar
Istimewa
Moderator bedah buku Ibu Kemanusiaan, Edy Utama (kanan) bersama pembedah, Rektor UNP Prof Ganefri (tengah) dan Muhammad Taufik (kiri) dalam kegiatan yang digelar secara daring dan luring ini, Jumat (25/6/2021) sore. 

Menurut Prof Ganefri, banyak dari sifat buya yang mesti ditiru publik.

Di antaranya, peduli dan rendah hati, mandiri dan egaliter, arif dan bijaksana serta konsisten.

Kemudian, Prof Ganefri berharap, buku ini bisa jadi penguatan dalam perspektif gender ditengah diskursus keislaman, keindonesia dan kemanusiaan.

Melihat berbagai sudut pandang perempuan ketika merespon ada ruang dari ketokohan Buya ASM dalam menyampaikan gagasan dan kritikannya.

Selanjutnya, buku ini diharapkan jadi salah satu sumbangan literatur untuk studi kritis tentang gender dalam pesan pluralistik serta penulisnya yang berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang serta organisasi.

Baca juga: Semen Padang FC Tantang Sulut United di Indonesian e-Football League 2 Match Week 4

"Dalam buku ini, sepertinya para penulis menyetujui pemikiran buya, memberi penguatan pada pemikiran serta menetralisir pandangan negatif oleh segelintir orang pada Buya ASM," tegas Prof Ganefri.

Penilaian Prof Ganefri ini, tersirat langsung dari testimoni yang disampaikan pembahas lainnya.

Seperti, penilaian Ismail Novel, akademisi IAIN Bukittinggi yang juga aktivis Muhammadiyah.

Begitu juga pendapat yang disampaikan dua orang budayawan muda Minangkabau, Yusrizal KW dan Zelfeni Wimra.

Dimoderatori budayawan Minang, Bung Edy Utama, keempat penulis berdarah Minang serta para pembahas lainnya, diberikan kesempatan berbicara ataupun mengungkap latar belakang dan motivasi mereka menulis tentang Buya ASM.

Pemaparan mereka selain bisa disimak secara daring melalui aplikasi zoom meeting, juga bisa disaksikan di akun youtube valoranews tv.

Disambut Antusias

Jumaldi Alfi, menyebut diri sebagai salah seorang 'Santri Nogotirto' karena kerap berkunjung ke rumah Buya Syafii di kawasan Nogotirto, Sleman -untuk menimba ilmu dan kearifan dari Buya maupun sekadar silaturahim- menyebutkan, kerangka acuan buku ini disiapkan dalam rentang relatif waktu singkat, dua bulan.

Kerangka acuan itu antara lain menyoal sedikitnya Buya Syafii membahas masalah perempuan dan ketimpangan gender, yang kemudian jadi sasaran kritik berbagai pihak.

"Para penulis yang telah berkontribusi, merupakan pihak yang paling berjasa terhadap lahirnya buku ini."

"Para penulis menyambut rencana ini sangat antusias untuk menulis buku yang akan jadi kado bagi Buya Syafii ini," terang Jumaldi Alfi. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved