Fateta Unand Siap Pasarkan Nasi Rendang Instan, Kisaran Harga Rp 30 Ribu per Kemasan
Hingga saat ini Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas (Unand) Padang, telah memproduksi Nasi Rendang instan.
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Hingga saat ini Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas (Unand) Padang, telah memproduksi Nasi Rendang instan.
Hasil inovasi dosen Unand ini bisa tahan selama satu tahun dalam suhu kamar, tanpa masuk ke dalam kulkas.
Ketua tim penelitian pangan darurat teknologi pertanian yang juga Dekan Fateta Unand Dr. Feri Arlius mengatakan, produk Nasi Rendang ini sudah banyak diminati oleh pengusaha dan UMKM.
Menurutnya, nanti Nasi Rendang ini akan diproduksi massal dan di pasar kepada masyarakat banyak.
"Sudah beberapa UMKM atau pihak swasta yang tertarik mengembangkan dalam skala bisnis," kata Feri, Kamis (10/6/1021).
Produk pangan darurat bencana ini juga akan segera dipatenkan hak ciptanya.
Dikatakannya, nasi rendang ini ditargetkan harganya terjangkau di masyarakat, tidak lebih Rp 30.000 Ribu.
"Kalau bisa kurang. Namun tergantung alatnya lagi. Ada wadahnya itu, saya belum menemukannya di Indonesia, kita beli wadahnya dari Jepang. Kalau bisa wadah plastiknya dibuatkan di Indonesia, harganya bisa murah," ujarnya.
Dr. Feri Arlius mengatakan, selain rendang, lauk pauk yang bisa disajikan dendeng.
"Jadi ada nasi, lauk pauk, berupa rendang atau dendeng, sayurnya bisa wartel, kacang panjang, satu kemasan ini beratnya 200 gram," kata Feri.
Selain nasi rendang, Feri bersama timnya juga sedang meneliti agar Durian bisa tahan selama enam bulan.
"Agar tidak berubah rasa, bau dan teksturnya dalam suasana dingin," ungkapnya.
Feri mengatakan, ada banyak inovasi teknologi pertanian yang sedang disiapkan seperti teh telur instan.
"Misalnya, minuman seperti sirup dalam bentuk tapung, teh telur itu juga bisa kita buat dalam bentuk sachet, bentuk tepung lalu diberi air," tambahnya.
Baca juga: Fateta Unand Gagas KKN New Normal, Bantu Masyarakat dan Pemerintah Hadapi Covid-19
Baca juga: Produk Nasi Rendang Instan Segera Hadir di Kota Padang, Inovasi Fateta Universitas Andalas
Inovasi Nasi Padang
Dilansir TribunPadang.com, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas (Unand) menciptakan produk inovasi berupa, Nasi Rendang atau Nasi Padang instan.
Produk nasi rendang instans ini terdiri dari nasi, lauk pauk berupa rendang dan dendeng, tak lupa sayur mayurnya.

Alhasil, kemasan Nasi Padang instan ini bisa tahan lama, selama satu tahun lamanya.
Inovasi ini merupakan hasil penelitian Dosen Faterna Unand, masing-masing Dr. Feri Arlius, Dr. Daimon Syukri dan Cesar Welya Refdi.
Ketua tim penelitian yang juga Dekan Fateta Unand Dr. Feri Arlius mengatakan nasi, rendang, dan sayuran, diberikan sterilisasi dan vakum.
Karenanya, imbuh Feri, kemasan nasi tersebut bisa tahan pada suhu kamar tanpa di kulkas ataupun frezer.
"Pangan instan ini bisa digunakan stok untuk orang mendaki gunung, orang pergi haji dan lain-lainnya," kata Feri Arlius, saat dihubungi, Kamis (10/6/2021).
Bisa juga diberikan nanti kepada masyarakat yang mengalami bencana, sehingga mereka tidak lagi diberikan mie instan.
Feri Arlius mengatakan, biasanya korban bencana diberi makan mie instan yang hanya mengandung karbohidrat saja, sementara nasi rendang instan ini ada karbohidrat, protein daging dan sayurnya.
"Nasi rendang instan ini, turunnya nanti bisa jadi produk pangan darurat," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Feri dan timnya juga menciptakan alat khusus berupa pemanas instan.
Dijelaskannya, pemanas instan ini saat dimasukan kedalam air, maka air akan mendidih.
Baca juga: Pakai Bumbu Instan Abrofood dari Pariaman, Siapa pun jadi Bisa Masak Rendang
Baca juga: Ngaku Suka Masakan Minang, Pemain Semen Padang FC Risman Maidulah: Rendang Itu Gak Ada Lawan Lah

Di atas air mendidih ini diletakan nasi rendang tadi, yang akan membuat nasi rendang ini masak dan hangat lagi.
"Jadi dengan ini makan nasi rendang sayurnya dalam kondisi hangat," kata Feri.
Penelitian yang dilakukan sejak tiga bulan lalu, saat ini tinggal proses finishing atau bagian akhir.
Dijelaskannya, produk ini sudah dipastikan berhasil, namun proses akhir ini sebenarnya untuk mencek secara kimia di laboratorium.
"Finalisasinya saya lakukan di labor, apakah setelah diberi pelakuan ini dia sudah jadi nasi kembali, apakah terjadi perubahan protein, mikroorganisme atau apalah," ungkapnya.
Feri mengatakan, nasi rendang ini akan dilauncing dua minggu lagi oleh Gubenur Sumbar.
"Kami juga siapkan protap atau prosedur penggunaannya, target kita akhir bulan ini akan dilauncing," kata Feri.(*)