Advertorial
Dokter Spesialis Paru SPH Ungkap Cara Diagnosa dan Terapi Penyakit Asma
Asma merupakan penyakit gangguan pernapasan pada saluran udara yang membuat pengidapnya sulit bernapas. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya perada
Asma merupakan penyakit gangguan pernapasan pada saluran udara yang membuat pengidapnya sulit bernapas. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya peradangan saluran udara, sehingga terjadi penyempitan saluran udara sementara dan gangguan oksigen yang masuk ke paru-paru.
Dokter Spesialis Paru di Semen Padang Hospital (SPH) Dr.dr. Masrul Basyar , Sp.P (K) FISR mengungkapkan, penyempitan saluran pernapasan (hiperaktifitas bronkus) yang terjadi, menghasilkan gejala asma secara umum seperti sesak napas, batuk, dan sesak dada. Jika dalam kondisi yang parah, asma dapat mengganggu aktivitas dan ketidakmampuan untuk berbicara.
"Penyakit ini juga dapat membatasi kemampuan seseorang untuk berolahraga dan aktif. Selain itu, asma yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penderitanya medapatkan beberapa kunjungan ke ruang gawat darurat hingga rawat inap di rumah sakit," jelas dokter Masrul.
Baca juga: Semen Padang FC Tersingkir dari Turnamen Indonesia e-Football Cup 2021 di Babak Grand Final
Baca juga: Setelah Sempat Tertunda, 24 Pemain Semen Padang FC akan Berkumpul di Mess Bukit Karang Putih
Baca juga: Jadwal Indonesia e-Football Cup 2021, Semen Padang FC Vs Dewa United Pukul 16.00 WIB
Ia mengungkapkan, untuk memastikan diagnosis asma, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Dimulai dari wawancara pasien dengan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dirasakan, seperti kapan gejala tersebut muncul beserta frekuensinya, apakah sesak napas disertai nyeri dada, serta riwayat penyakit keluarga. Sementara untuk mengetahui adanya alergi pada pengidap asma, dokter akan melakukan tes seperti menyuntikkan beberapa alergen dan mengukur ukuran benjolan merah yang ditimbulkan setelah 20 menit. Dokter juga akan melakukan tes darah IgE atau sIgE.
Selain gejala umum seperti yang disebutkan di atas, Dokter Masrul menjelaskan tentang gejala utama bagi penderita asma antara lain batuk, rasa tertekan dada, mengi(sesak napas) yang bersifat periodik dan bervariasi Kemudian ada juga gejala tambahan diataranya rhinitis (Iritasi dan pembengkakan selaput lendir di hidung) atau atopi (Inflamasi gatal pada kulit) dan lainnya.
Baca juga: Jelang Grand Final Indonesia e-Football Cup 2021, Pemain Semen Padang FC Masih Latihan hingga H-1
Baca juga: Semen Padang FC Rampungkan 24 Nama Pemain, Manajemen: Kalau Ada yang Spesial, Kita Tambah
Baca juga: Arungi Liga 2 2021, Semen Padang FC Umumkan Geno Nofiansyah sebagai Pemain ke-24
Selanjutnya, ada juga gejala karakteristik Asma diantaranya yakni:
a. Lebih dari 1 gejala (mengi, batuk dan dada terasa berat) terutama pada orang dewasa,
b. Gejala umumnya lebih berat pada malam atau awal pagi hari,
c. Gejala bervariasi menurut waktu dan intensitas,
d. Gejala dicetuskan oleh infeksi virus (flu), aktivitas fisik, pajanan alergen, perubahan cuaca, emosi, iritan seperti asap rokok atau bau yang menyengat.
Ia mengungkapkan, penyebab penyakit asma biasanya disebabkan oleh faktor penjamu (adanya interaksi antara agen atau faktor penyebab penyakit) seperti predisposisi genetik, atopi, hiperresponsif jalan napas, inflamasi jalan napas, jenis kelamin, ras/genetik, obesitas, depresi.
Menurutnya, asma tidak terjadi akibat gaya hidup pada orang yang tidak memiliki faktor genetik asma. Asma dipicu oleh faktor genetik namun juga dapat dipengaruhi lingkungan.
Kemudian, penyebab lain yang dipengaruhi lingkungan tersebut antara lain:
1. Alergen di dalam ruangan: kutu debu rumah, alergen binatang, bulu binatang, Alergen kecoa, Jamur (fungi, molds, yeast)
2. Alergen di luar ruangan