Curhat Warga Koto Tingga Diserbu Ribuan Lalat, Ngeri Melihatnya Kalau Berkerumun Tampak Menghitam
Curhat Warga Koto Tingga Diserbu Ribuan Lalat, Ngeri Melihatnya Kalau Berkerumun Tampak Menghitam
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
"Warga sudah mencoba mengeluarkan aspirasi ke pihak pemerintahan untuk menutup semua kandang ayam. Tapi pihak pemerintahan tetap saja membiarkanya," ujar Rahma Deni.
Warga, kata Rahma Deni juga meragukan kzin usaha kandang-kandang ayam tersebut.
Pasalnya, setiap kali warga menanyakan surat izin ke pihak pemerintahan nagari dan pengusaha kandang ayam mereka tidak bisa memperlihatkan.
"Dengan media kita berharap, pihak berwenang menindak langsung ke kandang ayam ini, apakah kandang ini sudah memenuhi semua standart," harap Rahma Deni. (*)
Wali Jorong Ungkap Penyebab
Warga Jorong Koto Tingga Nagari Sirukam Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten Solok selama bertahun-tahun diresahkan oleh gangguan ribuan lalat.
Banyaknya lalat diduga karena banyak kandang ternak ayam tidak berizin dan hanya berjarak beberapa meter dari kawasan pemukiman.
Kepala Jorong Koto Tingga Nagari Sirukam Kecamatan Payung Sekaki Kabupaten Solok Iswandi membenarkan hal tersebut.
"Iya, ini ada pasca panen dari kandang ternak ayam yang ada di Koto Tingga. Pasca panen ini beriringan dengan musim penghujan juga, akhirnya populasi lalat ini menjadi-jadi," terang Iswandi, Rabu (19/5/2021) pada TribunPadang.com.
Baca juga: VIRAL Ribuan Lalat Serbu Rumah Warga Koto Tingga di Kab Solok: Kami Berebut Makanan dengan Lalat
Baca juga: VIRAL Video Warga Diadang Harimau dalam Semak di Solok Selatan: Mailaklah Lai Nyiak, Kami Takuik!
Iswandi mengatakan pihaknya dan pemerintahan nagari sudah mengadakan rapat dengan pemilik usaha tersebut.

Hasilnya, peternak ayam bertanggungjawab untuk memberantas lalat yang ada di rumah-rumah warga.
"Alhamdulillah, satu petugas sudah mulai jalan untuk memberantas lalat yang di rumah warga," tambah Iswandi.
Iswandi menuturkan di Koto Tingga ada sekitar 7 kandang ayam.
Akan tetapi setelah dilihat dari lokasi usahanya memang telah menyalahi aturan.
Pemilik usaha diduga juga tidak mengantongi izin mendirikan usaha peternakan ayam.
Baca juga: Viral Longsor Hantam Avanza di Lembah Gumanti, Humas Pemkab Solok: Kejadian Kemarin di Aia Dingin
"Saya baru jadi kepala jorong, dan saya belum melihat izin usahanya, pemilik kandang mengklaim sudah punya izin, tapi buktinya belum tampak."
"Menurut pemilik kandang, juga sudah ada izin kepada warga. Amdalnya juga sudah, entah iya entah tidak, tidak ada buktinya," tegas Iswandi.
Selain itu, Iswandi juga mengungkapkan, dari tujuh kandang yang ada, sebetulnya hanya 1 kandang yang bermasalah.
Yakni tidak memenuhi aturan-aturan yang telah disepakati bersama.
Meski demikian, warganya menuntut semua kandang ayam di wilayahnya ditutup.
"Tuntutan masyarakat ditutup semua, kalau ditutup semua, panjang prosedurnya."
"Jadi orang-orang yang melaksanakan aturan, justru protes. Karena mereka mampu menunjukan bukti bahwa mereka telah melaksanakan aturan," tutur Iswandi.
Maka didapati kesepakatan, orang pemilik kandanglah yang diberikan sanksi dengan catatan, tidak ada rapat untuk keempat kalinya membahas persoalan pemberantasan lalat di wilayah itu.
"Kalau keempat kalinya, semua kandang tutup. Sudah tiga kali rapat dengan pemilik kandang dan masyarakat," tukas Iswandi.
Iswandi juga mengungkapkan, memang ada warga yang sudah tidak percaya lagi dengan kebijakan Pemerintahan Desa ataupun Kecamatan.
Meski demikian banyak warga yang masih mengharapkan agar pemerintah setempat dapat turun tangan dengan melakukan penertiban terhadap kandang-kandang ayam tersebut.
Iswandi juga membantah asumsi masyarakat bahwa pihaknya dan pemerintahan nagari mendapatkan fee dari pemilik kadang.
"Seratus perak saja gak ada dapat. Lalat saja yang dapat. Kami jorong dan Satgas dengan tegas membantah tidak ada sepeserpun memungut iuran dari pemilik kandang ayam itu," tutur Iswandi.
Iswandi menambahkan, akan terus menindaklanjuti keresahan warga ini.
Kata dia, lalat yang muncul tidak mengganggu aktivitas warga, hanya saja menggangu kenyamanan dan kebersihan lingkungan setempat. (*)