Putus Diterjang Banjir, Warga Gotong Royong Bangun Jembatan Darurat di Rahul Pesisir Selatan

Warga Nagari Kampung Tengah, Kecamatan Ranah Ampek Hulu (Rahul), Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, gotong royong bangun jembatan darurat.

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Saridal Maijar
Istimewa
Warga Nagari Kampung Tangah, Kecamatan Ranah Empat Hulu Tapan Bahu, gotong royong membangun jembatan darurat, Senin (5/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Warga Nagari Kampung Tengah, Kecamatan Ranah Ampek Hulu (Rahul), Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, gotong royong bangun jembatan darurat.

Jembatan Kampung Pasar Malintang tersebut putus diterjang air pada Minggu (28/3/2021).

Selain jembatan, pipa PDAM juga ikut terbawa oleh arus air.

Baca juga: KSB Air Haji Barat Lakukan Penggalangan Dana untuk Korban Banjir Kecamatan Rahul, Pesisir Selatan 

Air yang meluap dari Batang Tapan itu juga merendam rumah masyarakat.

Jembatan putus tersebut adalah penghubung antara Nagari Kampung Tengah dengan Nagari Simpang Gunuang.

Wali Nagari Kampung Tengah, Safi'i mengatakan, jembatan itu adalah akses satu-satunya bagi masyarakat untuk pergi bertani.

Safi'i menambahkan, bahwa di sana ada ladang, sawah dan kebun masyarakat.

Baca juga: Banjir dan Longsor Melanda NTT, 62 Orang Ditemukan Meninggal

"Mulai dari Binjai, Sungai Pinang, Tebing Tinggi dan Talang, dari semua nagari tersebut, masyarakatnya yang memiliki lahan pertanian di sana," ujarnya saat dihubungi TribunPadang.com, Senin (5/4/2021).

Goro pembangunan jembatan darurat ini diinisiasi oleh Wali Nagari Kampung Tengah.

"Sabtu, Wali Nagari dan bamus beserta masyarakat melakukan musyawarah terkait pembangunan jembatan darurat tersebut," ujarnya.

Safi'i memaparkan, hasil musyawarah tersebutlah yang menjadi cikal bakal goro pada Senin (5/4/2021).

Baca juga: UPDATE Berita Duka di Kabupaten Malaka, NTT: Ratusan Rumah Terendam Banjir Hingga 1,5 Meter

Kata Safi'i, dana goro berasal dari Pemerintah Nagari serta sumbangan masyarakat.

"Musyawarah itu sekaligus mencari jalan keluar terbaik agar bisa memanfaatkan swadaya masyarakat setempat," katanya.

Pembuatan jembatan sementara memakan waktu kurang lebih 2 hari.

"Goro mulai tadi pagi, insyaallah besok sudah siap," imbuhnya.

Pria 31 tahun itu juga menceritakan tentang goro yang dilakukan sejak pagi tadi.

Baca juga: Rilis BNPB: 41 Orang Meninggal, 7 Orang Hilang Jadi Korban Banjir Bandang Adonara Flores Timur

Goro dimulai sejak pukul 08.30-17.00 WIB, yang dilakukan oleh masyarakat Nagari Kampung Tengah.

Setidaknya lebih dari 50 orang yang ikut serta dalam goro tadi.

Ia melanjutkan, pembuatan jembatan darurat itu menggunakan pohon kelapa, papan serta pasir timbunan untuk memperlicin ujung-ujung jembatan.

Ia juga menambahkan, untuk konsumsi masyarakat, ditanggung sendiri-sendiri.

"Masyarakat memang kerja ikhlas untuk memperbaiki jembatan tersebut," imbuhnya.

Ia juga menegaskan bahwa jembatan darurat ini hanya mampu bertahan kurang lebih satu tahun.

"Saya dan masyarakat minta ada tanggap darurat dari BPBD serta PU Pessel terkait pemulihan jembatan ini," harapnya.

Masyarakat Butuh Bantuan

Safi'i juga memaparkan, korban banjir Nagari Binjai dan Kampung Tengah masih menunggu bantuan dari pemerintah dan masyarakat luas.

"Sampai saat sekarang baru dua bantuan yang masuk, yaitu Bansos dan Bank Nagari Tapan," terangnya.

Kedua bantuan tersebut sampai Kamis (1/4/2021) sudah selesai dibagikan oleh perangkat nagari, masyarakat yang dibantu oleh BPBD Pessel.

"Kami masih menunggu bantuan, terlebih bantuan berupa sembako," ujar pria 31 tahun itu.

Sampai sekarang menurutnya kedua nagari tersebut masih minim menerima bantuan.

"Untuk masyarakat yang ingin membantu bisa langsung kordinasi ke posko Kecamatan Ranah Ampek Hulu, Tapan," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved