Berita Sumbar Hari Ini
Pemkab Mentawai Perjuangkan Kawasan Ekonomi Khusus, Wisatawan Lokal Jadi Target Utama
Upaya Mentawai Kembangkan Pariwisata, Perjuangkan Kawasan Ekonomi Khusus, Wisatawan Lokal Jadi Target Utama
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) terus berupaya mengembangkan pariwisata sebagai sektor andalan hingga masa mendatang.
Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet menyatakan, semua pengembangan pariwisata Mentawai harus dibangun dengan kawasan.
"Sekarang kita sudah punya Kawasan Wisata Mapadegat. Kemudian kita akan memperjuangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), ini lagi berproses," tutur Yudas Sabaggalet, Rabu (24/3/2021).
Yudas Sabaggalet menuturkan, semenjak dulunya Pemkab Mentawai ingin mengusung pariwisata internasional.
Namun, karena pandemi Covid-19 membuat kunjungan wisatawan mancanegara menurun.
Sampai sejauh ini pihak Pemkab Kepulauan Mentawai terus mencoba menggaet wisata lokal.
"Kami tidak lagi berharap 100 persen dari wisatawan mancanegara. Ada sekitar 250 juta penduduk Indonesia, itu akan kita ajak untuk datang ke Sumatera Barat," sebut Yudas Sabaggalet.
Baca juga: Kunjungi Pemkab Mentawai, Semen Padang Hospital Kenalkan Fasilitas Layanan Unggulan di SPH
Baca juga: Film Dokumenter Biorock di Mentawai, Masa Depan Laut dan Terumbu Karang di Pantai Barat Sumatera
Untuk menunjang pengembangan wisata Mentawai, jelasnya, tidak selalu ditunjang infrastruktur 100 persen.
Menurutnya hal itu tergantung market (pasarnya), ada orang yang suka berpetualang, ada juga memang yang datang ke suatu kawasan untuk melakukan pertemuan dan sebagainya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menyiapkan transportasi udara yang siap menyambut kedatangan wisatawan itu.

Baca juga: Soal Iklan Penjualan Pulau di Kepulauan Mentawai, Bupati Yudas Sabaggalet: Tidak Perlu Heboh
Baca juga: Bupati dan Wabup Mentawai Buka Suara soal Wacana Sumbar jadi DI Minangkabau: Tergantung Pusat
"Kami sedang menyelesaikan Bandara Rokot, 2022 selesai dari 800 meter menjadi 1.600 meter dan itu sudah bisa didarati oleh pesawat ATR. Itu menghabiskan biaya sekitar Rp500 miliar," ungkap Yudas Sabaggalet.
Ia mengakui, bicara soal pariwisata di Mentawai tidak diragukan lagi.
Ombak Mentawai sudah dikenal sebagai salah satu ombak terbaik di dunia untuk melakukan surfing. Sehingga membuat banyak peselancar dunia datang ke Mentawai.
"Kami punya ombak terbaik nomor dua di dunia setelah Hawai. Tapi yang hadir di sana orang-orang luar negeri, karena covid mandek. Makanya, kita coba target marketnya beralih, tidak hanya wisatawan mancanegara, tetapi juga lokal," ucap Yudas Sabaggalet. (*)