UPDATE Kakek Biyok Asal Payakumbuh, Berkarung-karung Uangnya Dihitung Ulang di Bank Nagari
Hasil hitungan tumpukan uang, yang melibatkan 16 orang, ternyata uang milik Palyuri (81) atau akrab disapa Biyok mencapai Rp 177.600.000 atau hampir R
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati.
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Hasil hitungan tumpukan uang, yang melibatkan 16 orang, ternyata uang milik Palyuri (81) atau akrab disapa Biyok mencapai Rp 177.600.000 atau hampir Rp 200 Juta.
Sebelumnya, Warga asal Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) berhasil mengumpulkan uang berkarung- karung selama puluhan tahun.
Belakangan Kakek Biyok yang masih dalam kondisi sehat serta kerap tampak memilih berjalan-jalan dan berkeliling kampung.
"Sudah dua tahun tidak lagi bekerja, uangnya sudah banyak, tidak kerja lagi," ungkap Lurah Tigo Koto Diate, Kecamatan Payakumbuh Utara, Musleniyetti saat dihubungi kembali Selasa (9/3/2021).
Dikatakan. uang yang dikumpulkannya ini berasal dari hasil kerjanya sebagai pencuci piring di tempat pesta selama puluhan tahun belakangan ini.
Musleniyetti mengatakan awalnya ditemukan satu karung uang di rumah kakek tunga rungu yang akrab dipanggil Biyok ini.
Setelah rumah Biyok dibersihkan selama tiga hari, uang yang terkumpul berjumlah sembilan karung.
Sebelumnya, pihak kelurahan bersama keluarga membutuhkan waktu empat hari menghitung uangnya.
Uang dalam berbagai satuan ini dibawa ke Bank Nagari, untuk dilakukan penghitungan ulang, agar lebih akurat jumlahnya.
Baca juga: Kakek Biyok Punya Uang Berkarung-karung, Hidup Sebatang Kara dalam Rumah Kayu di Payakumbuh
"Pihak Bank Nagari mulai kembali menghitung, sedangkan kami dari pihak kelurahan memantau, informasinya sudah Rp25.600.000 yang dihitung bank," kata Musleniyetti, Selasa (9/3/2021).
Musleniyetti mengatakan, kini Biyok tidak lagi bekerja sebagai tukang cuci piring di tempat pesta dan perhelatan di sekitar tempat tinggalnya.
Kakek Biyok dalam kondisi sehat dan lebih banyak berjalan-jalan dan berkeliling kampung, seperti berolahraga.
"Sudah dua tahun tidak lagi bekerja, uangnya sudah banyak, tidak kerja lagi," ungkapnya.
Menurut Musleniyetti, Biyok dikenal berawal dari laporan warga melalui media sosial Facebook/FB, yang memberitukan orang gila yang tidak diurus