Kisah Owner Sate Inyiak Datuak yang Punya Puluhan Outlet, Sempat Buka Rumah Makan Padang

Sate Inyiak Datuak, brand sate Padang dari Sumatera Barat ini kini telah mempunyai berbagai cabang di beberapa provinsi di Indonesia.

Penulis: Rima Kurniati | Editor: Saridal Maijar
Istimewa
Founder sekaligus CEO Sate Inyiak Datuak Andre Vialli. 

"Awalnya sempat buka di sebelah Ramayana, Pasar Banto, namun tidak berhasil, dari sana buka di Biaro, seadanya," ungkapnya.

Baca juga: Giliran Pedagang Pasar Satelit Jalani Tes Swab, Lokasi Pengambilan Sampel di Pasar Raya Padang

Andre mengaku, dua tahun di awal usahanya memang susah, terkadang sewa outlet tidak cukup, sepi pelanggan.

Namun ia punya prinsip, selama masih menjaga kualitas cita rasa, usaha kuliner mampu bertahan.

Melewati tiga tahun, Sate Inyiak Datuak baru menampakan hasil tepatnya dengan buka cabang di Bandung.

Pada tahun 2015, Sate Inyiak Datuak hadir di Padang, namun masih sering berpindah-pindah lokasi.

"Pertama di Padang, satu setegah tahun pindah tempat, pernah di Sawahan, Pondok, kemudian di Adinegoro," ungkapnya.

Andre mengatakan, saat Sate Inyiak Datuak pindah ke Jalan Adinegoro Padang, barulah menunjukan peningkatan penjualan.

Tiga bulan kemudian dibuka outlet di Ampang, Padang.

"Pernah juga buka di Ganting dengan tampilan Food Truck, tujuannya bagaimana mempromosikan. Saya tahu disana tidak ada efektif namun untuk brand, orang dapat mengenal," ungkapnya.

Baca juga: Polisi yang Menembak Mati DPO Judi di Solok Selatan Diperiksa Polda Sumbar

Andre mengatakan mulai Desember 2019, dibuka cabang Sate Inyiak Datuak di Pakan Baru.

Saat ini ada tiga outlet di Jalan Delima, Simpang Bandara, dan Jalan Sisimangaraja, Pekanbaru.

Pada 2021 ini Andre ekspansi ke Medan Sumatera Utara dengan Mendirikan 2 cabang yang dalam 2 bulan ini akan direalisasikan.

Andre kini mempunyai hampir 100 orang karyawan, yang seperti keluarga baginya.

Bahkan kepala cabangnya Sate Inyiak Datuak di luar Sumbar ada yang dihandel oleh karyawan sendiri.

Menurutnya, Sate Inyiak Datuak harus bermanfaat dan untuk kepedulian kehidupan karyawannya.

"Karena tidak semua penguaha sanggup berbagi, bagi saya, ketika seorang pengusaha tidak memikirkan karyawannya, maka karyawannya ini akan menjadi kompetitior," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved