Berita Padang Hari Ini
Kisah Nakes Padang yang Divaksinasi, Dewi Ngaku Sudah Lega
Dewi Goretti Situmeang, seorang tenaga kesehatan atau Nakes di Rumah Sakit (RS) Yos Sudarso Padang, mengaku merasa l
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Dewi Goretti Situmeang, seorang tenaga kesehatan atau Nakes di Rumah Sakit (RS) Yos Sudarso Padang, mengaku merasa lega setelah divaksinasi Covid-19.
Diketahui vaksinasi untuk tahap awal tenaga kesehatan di Padang sudah dimulai sejak Jumat (15/1/2021) lalu.
Retti, sapaan akrab tenaga kesehatan ini, mengaku sempat grogi yang berakibat pada naiknya tekanan darah.
"Setelah divaksin rasanya lega, sebelum divaksin tidak tenang sampai tensi saya naik 140, biasanya tidak pernah begitu," kata Retti usai divaksin di Puskesmas Padang Pasir.
Baca juga: Perantau Minang di Mamuju dan Majene Bertahan di Tenda Pengungsian, Gempa Susulan Terjadi Lagi
Baca juga: Puluhan KK Perantau Minang jadi Korban Gempa di Mamuju Sulbar, Kini Masih di Pengungsian
Sejauh ini lanjut Retti bahwa biasanya tekanan darahnya antara 100, 110 atau 90.
Namun saat diperiksa untuk divaksinasi, tensinya malah naik 140.
"Tadi saya disuruh istirahat sepuluh menit, mungkin karena deg-degan, memang sejak dari rumah deg-degan terus," ungkapnya.
Selama sepuluh menit, Retti berusaha menenangkan dirinya, sehingga saat diperiksa, tensinya bisa normal lagi.
"Setelah divaksin, tidak ada rasanya, biasa saja. Sempat takut, namanya virus dibekukan, dimasukan ke tubuh, ya gimana antibodi nantinyakan," tambahnya.
Retti mengatakan tidak ada persiapan khusus yang dilakukan, hanya saja tidur lebih awal dari jam biasanya.
"Biasanya jam 12, jam 1 sudah tidur karena dinas sore, kalau semalam jam 10 malam sudah tidur," tambahnya.
Dijelaskan Retti, setelah divaksin, harus istirahat selama tiga puluh menit, kemudian harus disuntik dosis kedua, dengan jarak minimal 15 hari.
Sebagai petugas kesehatan, Retti mengaku takut tertular covid-19, namun karena tugas kesehatan harus dijalani.
"Tapi kita lihat masyarakat, banyak tidak pakai masker, kita jadi jenuh, karena kami sosialisasi protokol kesehatan, mereka tidak peduli. Coba saja dilihat ke pasar, banyak yang tidak pakai masker," ungkapnya.