Pantai Padang jadi 'Sarang' Sampah, Siapa yang Salah? Ini Kata Pengamat Tata Ruang & Lingkungan
Pengamat Tata Ruang dan Lingkungan Kota Padang, Haryani mengatakan, sampah yang didominasi limbah rumah tangga dan plastik itu bersumber dari hulu.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Permasalahan sampah di kawasan Pantai Padang tepatnya di sekitar Tugu Merpati Perdamaian terus berulang.
Setelah hujan deras, banyak sampah bertebaran.
Pengamat Tata Ruang dan Lingkungan Kota Padang, Haryani mengatakan, sampah yang didominasi limbah rumah tangga dan plastik itu bersumber dari hulu.
Baca juga: Kepala DLH: Sampah di Pantai Padang Bukan Sehari atau Seminggu Belakang, tapi Bertahun-tahun
Dari hulu yang dimaksud pemukiman-pemukiman yang ada di daerah hulu.
"Mereka membuang sampah akhir ke sungai," ungkap Haryani, Selasa (12/1/2021).
Haryani menambahkan, tak hanya sampah rumah tangga, dilihat dari jenis sampah yang bermuara ke tepi pantai, juga sampah kayu.
Menurutnya, hal itu biasanya dipicu oleh adanya longsor di daerah hulu sehingga membawa kayu ke hilir.
Baca juga: Sampah Menumpuk di Kawasan Pantai Padang, Pedagang: Ini Sudah Diambil Ombak Sebagian
Selain itu, bisa juga terjadi karena perambahan hutan di daerah hulu sehingga menyebabkan longsor.
"Tapi sumber utamanya itu adalah sampah rumah tangga. Tidak saja rumah tangga, tapi juga sampah industri dan perdagangan," terang Haryani.
Umumnya dalam menangani sampah, kata Haryani, pihak-pihak tertentu, masyarakat umum maupun yang bekerja di sektor pasar dan pedagangan, itu memberikan kontribusi besar terhadap produksi sampah yang mereka buang ke sungai.
Baca juga: Rumah Zakat Sumbar Dapati 500 Kg Sampah di Gunung Talang, Ada Sandal Bekas hingga Botol Minuman
Ia menegaskan, permasalahan sampah tidak bisa hanya menyalahkan Pemda saja.
Sebab, menurutnya, Pemda sudah banyak berbuat dalam mengatasi permasalahan sampah meski dengan SDM yang terbatas.
Justru menurut Haryani yang perlu ditatar itu adalah masyarakatnya.
"Masyarakat kita masih belum sadar dengan lingkungan. Masa sampah produksi rumah tangga dibuang seenaknya saja," tegas Haryani.
Baca juga: Aksi Pungut Sampah Warnai Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di Padang, Mahasiswa Dibantu Polisi
Sebaliknya, kata dia, kalau masyarakatnya disiplin tidak akan ada tumpukan sampah itu.
"Jangan salahkan pemerintah, pemerintah sudah banyak berbuat, walaupun mungkin, pihak-pihak tertentu seperti perdagangan perlu di-warning," tegasnya lagi.
Menurutnya, kegiatan pembersihan sampah tidak cukup efektif jika tidak ada tindakan tegas kepada masyarakat yang membuang sampah ke sungai.
Lalu, menutup pabrik yang membuang limbah ke sungai, dan hal itu dilakukan secara menyeluruh.
Baca juga: Sampah Sayuran Pasar Raya Padang Diolah Jadi Pupuk Vermikompos, Model Percontohan Pengelolaan Sampah
"Jangan buang sampah sembarangan, jika kedapatan membuang limbah ke sungai, itu diberi punishment, denda sekian, memberi shock therapy, cabut saja izin usahanya," ujar Haryani.
Sementara, untuk masyarakat umum yang buang sampah sembarangan, menurut Haryani juga didenda sesuai dengan kemampuannya.
Denda itu bertujuan untuk membuat efek jera.
"Bisa saja denda berupa uang atau bentuk sumbangan apa gitu," tutur Haryani.
Kalau itu semua dilakukan, ia berharap persoalan sampah bisa teratasi. (*)