BMKG Jelaskan Penyebab Hujan Guyur Wilayah Sumatera Barat Sejak Jumat, Warga Diminta Waspada
Hujan di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) berlangsung sejak Jumat (20/11/2020) hingga Senin (23/11/2020) dengan terdapat jeda hujan.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Hujan di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) berlangsung sejak Jumat (20/11/2020) hingga Senin (23/11/2020) dengan terdapat jeda hujan.
Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Pariaman, kondisi hujan yang terjadi sejak Jumat disebabkan oleh fenomena gelombang ekuator yang dinamai osilasi Madden-Julian (MJO) yang saat ini aktif di Samudera Hindia dan Sumatera.
Kepala seksi observasi dan informasi BMKG Padang Pariaman Yudha Nugraha menjelaskan hal tersebut memicu terbentuknya gangguan cuaca.
Baca juga: Peringatan Dini Gelombang Tinggi Capai 4 Meter, BMKG: Waspada 6 Perairan di Indonesia
Baca juga: 11 Gempa Guncang Sumbar Sepekan Terakhir, Terbanyak di Mentawai, BMKG: 3 Dirasakan Warga
Baca juga: Peringatan Dini BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir di Padang dan 5 Daerah Sumbar Hari Ini
Seperti pusat tekanan rendah sebagai daerah pertumbuhan awan hujan yang diikuti dengan pergerakan angin yang cukup kencang
"Untuk kondisi hujan kami mencatat curah hujan yang ekstrem terjadi di Enam Lingkung, Padang Pariaman dimana curah hujan mencapai 100mm hanya dalam 3 jam, sehingga menimbulkan banjir dan genangan di jalur Padang-Bukittinggi," ungkap Yudha Nugraha.
Yudha Nugraha membenarkan, sebagian besar wilayah di Sumatera Barat sudah memasuki musim hujan sejak Agustus.
Baca juga: Prakiraan BMKG Maritim Teluk Bayur, Waspada Potensi Gelombang Tinggi di Wilayah Kepulauan Mentawai
Baca juga: Prakiraan BMKG Maritim Teluk Bayur Hari Ini Gelombang dan Pasang Surut di Perairan Sumatera Barat
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Rabu 18 November 2020, Kota Padang Pagi Hari Cerah Berawan
Sedangkan untuk November dan Desember pihaknya memprediksi sebagai puncak hujan tahunan.
Secara umum, lanjutnya, peluang hujan masih dapat terjadi hingga akhir Desember dengan kondisi bervariasi.
"Namun untuk hujan yang disebabkan gangguan cuaca saat ini masih dapat terjadi hingga 3 hari ke depan," tutur Yudha Nugraha.
Baca juga: Penyebab Gempa Mentawai 6.0 M Menurut BMKG, Getarannya Terasa hingga Provinsi Tetangga
Baca juga: Gempa 6,3 SR di Tua Pejat Mentawai, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami & Belum Ada Potensi Gempa Susulan
Baca juga: Info BMKG: Prakiraan Gelombang dan Pasang Surut di Perairan Sumbar, Selasa 17 November 2020
Yudha Nugraha menyatakan, sebagian besar daerah Pesisir Barat Sumbar dan Kepulauan Mentawai berpeluang tinggi terjadi hujan intensitas sedang diikuti angin kencang.
Serta beberapa daerah seperti Padangpanjang, Bukittinggi, Solok, Pasaman juga berpeluang terjadi hujan.
"Daerah yang perlu diwaspadai terutama di Padang, Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan, Kepulauan mentawai, dan Pasaman Barat," terang Yudha Nugraha.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Senin,16 November 2020: Sumbar Potensi Hujan Lebat Disertai Petir
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Sabtu 14 November 2020: Sumbar Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Ia juga mengingatkan warga agar mewaspadai potensi angin kencang yang dapat menimbulkan pohon atau baliho tumbang.
Serta mewaspadai tinggi gelombang yang di perairan Sumbar hingga 3 hari ke depan terutama bagi nelayan.
"Waspadai titik-titik rawan longsor seperti Sitinjau Lauik, Lembah Anai, hingga Palupuh, karena angin kencang juga dapat menyebabkan erosi atau pengikisan tanah," imbau Yudha Nugraha. (*)