Kereta Api Indonesia Tutup Semua Perlintasan Liar di Sumbar, Target 50 Titik hingga Akhir 2020
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumbar melakukan penutupan perlintasan tidak resmi atau liar, Rabu (28/10/2020).
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumbar melakukan penutupan perlintasan tidak resmi atau liar, Rabu (28/10/2020).
Kepala PT KAI Divre II Sumbar, Insan Kesuma mengatakan pihaknya akan terus menutup perlintasan sebidang yang ilegal.
“Perlintasan yang liar pasti akan kita tutup. Hari ini penutupan perlintasan liar di KM 22+8/9 petak jalan Stasiun Tabing - Stasiun Duku," kata Insan Kesuma.
Baca juga: Tak Pakai Masker, Penumpang Dilarang Masuk Area Stasiun Kereta Api di Sumbar
Baca juga: Satu Unit Mobil Ringsek Bagian Depan Akibat Tertabrak Kereta Api di Belakang Transmart Padang
Ia menyampaikan, penutupan perlintasan liar tersebut adalah dalam rangka normalisasi jalur KA.
“Kita lakukan hampir tiap hari dalam rangka menghindari kecelakaan di perlintasan liar,” tambah Insan Kesuma.
Lebih lanjut ia menuturkan, langkah yang dilakukan pada penutupan perlintasan tersebut di antaranya adalah jalan tepi rel tersebut dibongkar dan diberi palang penutup sehingga tak bisa dilalui kendaraan bermotor.
Namun sebelum itu, pihaknya terlebih dahulu melakukan sosialisasi tentang aturan yg berlaku.
"Kita memberikan penjelasan betapa pentingnya diketahui aturan ini karena jika dilanggar maka kemungkinan besar akan terjadi kendaraan menemper (menabrak ) KA," tegas Insan Kesuma.
Lalu setelah clear semua, kata dia, maka pihaknya melakukan tahap persiapan dan setelah itu dilakukan penutupan dengan menggunakan rel bekas.
"Kita berharap tidak terjadi lagi kecelakan di perlintasan yang menimbulkan kerugian meterial bahkan nyawa," ungkap Insan Kesuma.
Ia menyebut, proses penutupan perlintasan berjalan dengan lancar dan tidak ada protes oleh warga karena sebelumnya telah dilakukan sosialisasi.
"Semoga programnya terus berlanjut dan didukung oleh seluruh stakeholder terkait," harap Insan Kesuma.
Ia mengatakan pada tahun 2019 sudah ada sebanyak 41 titik perlintasan tanpa terjaga yang sudah ditutup.
Sementara, sepanjang tahun 2020 sudah 26 titik.
PT KAI menargetkan sampai akhir tahun bisa menutup 50 titik perlintasan liar.
"Ini semata-mata adalah demi keselamatan perjalanan KA dan pengguna jalan. Sebab, pada tahun 2018 saja ada 19 kejadian kecelakaan di berbagai perlintasan KA liar, sedangkan 2020 ini ada 8 kejadian," jelas Insan Kesuma. (*)