Pemkab Usulkan Tol Dharmasraya-Rengat, Akses ke Tol Trans Sumatra jadi Lebih Dekat, Cuma 80 Km

Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan meminta akses pintu masuk dan keluar pada ruas tol Trans Sumatra kepada Menteri PUPR.

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
infotol.com
Ilustrasi jalan tol 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan meminta akses pintu masuk dan keluar pada ruas tol Trans Sumatra kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Jalan tol ini tepatnya akan berada di Belilas Kabupaten Indragiri Hulu yang berada di Jalur Rengat - Jambi.

Usulan tersebut disampaikan akhir September lalu secara virtual saat peresmian beberapa infrastruktur PUPR pusat di Dharmasraya.

Baca juga: Warga Limapuluh Kota Minta Jalur Tol Padang-Pekanbaru Dipindahkan, Gubernur: Kita Pertimbangkan

Hadir pada kesempatan tersebut, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dengan Sutan Riska Tuanku Kerajaan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Dharmasraya Junaedi Yunus, mengatakan Menteri Basuki memberi lampu hijau untuk usulan tersebut.

Ia sudah meminta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk mencek dan memprogramkan secara bertahap.

"Menteri memberikan lampu hijau (green light) dan meminta staf-nya di BPJN untuk melakukan pengecekan," kata Junaedi Yunus, Selasa (20/10/2020).

Baca juga: Lahan Terancam Proyek Jalan Tol Padang-Pekanbaru, Warga Limapuluh Kota Mengadu ke DPRD Sumbar

Alasan diusulkannya Dharmasraya-Rengat jadi feeder tol baru, Junaedi Yunus menuturkan wilayah selatan bisa dikatakan jauh dengan akses tol.

Ia menyebutkan, dari Dharmasraya, Sijunjung, Solok Selatan, lalu masuk ke Kerinci, Kuantan Singingi Riau itu jauh.

Sementara kalau dibuat lurus ke Tol Trans Sumatra, jaraknya hanya 80 kilometer.

"Sangat dekat, daripada ke Jambi jauh, ini dekat kita masuk ke tol Rengat. Kita minta koridor pendukung namanya. Tol itu kan satu cuma di Sumatera ini, kita (Dharmasraya-Rengat) feedernya," ungkap Junaedi Yunus.

Junaedi Yunus menjelaskan, saat ini, feeder tol Trans Sumatra ialah koridor Palembang-Bengkulu, Pekanbaru-Padang, dan Medan-Prapat.

Baca juga: Progres Jalan Tol Padang-Pekanbaru, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno Sebut Sudah 22 Persen Selesai

"Kita mengusulkan satu lagi dari Belilas, Indragiri Hulu ke arah Dharmasraya. Kalau ke Padang terlalu jauh," tutur Junaedi Yunus.

Dia juga menjelaskan, feeder tol itu tidak mengikuti jalan yang ada. Feeder tol bikin trase sendiri.

Feeder tol itu memangkas jarak tetapi tidak mengganggu sistem jalan yang ada. Tetapi bisa saja upgrade status.

"Jalan yang ada sekarang kan sistemnya jalan Provinsi Riau, lintas selatan namanya. Masuk ke Teluk Kuantan namanya menjadi jalan Kabupaten Kuansing. Kita ke Padang Laweh, namanya jalan kabupaten Dharmasraya," jelasnya.

Jika terealisasi, kata dia, akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pergerakan orang serta barang.

Baca juga: Gubernur Sumbar Akui Jalan Tol Padang-Pekanbaru Masih Ada Penolakan, Irwan: Pembangunan Masih Jalan

Juga melayani Solok Selatan, Dharmasraya, Siunjung, dan banyak lainnya.

Tidak hanya di Sumbar bagian selatan, tapi juga Riau dan Jambi.

"Dharmasraya dikenal dengan penghasil padi dan sawit, Solok Selatan sayur-sayuran dan sebagainya, itu punya daya ungkit di daerah kita."

"Selama ini tidak terlayani dengan baik, dengan adanya pintu tol, tentu pergerakannya lebih cepat," tambah Junaedi Yunus.

Menurut Junaedi Yunus, karena jauh dari tol Padang, tentu akan punya nilai ekonomi tersendiri.

"Pintu tol Linggau jauh, pintu tol by pass Kota Padang sana jauh lagi, dekatnya Belilas, Indragiri Hulu. Feeder tol hanya 80 kilometer," kata Junaedi Yunus.

Baca juga: Jalan Tol Padang-Pekanbaru Sudah Harus Rampung 2024, Pemerintah Pusat Beri Tenggat Waktu

Panjang rute jalan yang ada saat ini antara Dharmasraya dan Belilas dekat Rengat, Indragiri Hulu sekitar 116 kilometer. Itu yang dilalui oleh orang-orang.

Sementara, jalan baru ini nantinya akan melewati Kecamatan Padang Laweh, Kecamatan Timpeh, Sitiung dan sejumlah kenagarian.

Kalau jadi feeder tol ini, panjang rute dari Dharmasraya 15 kilometer, sedangkan panjang rute Riau yakni 65 kilometer.

"Kita cari trase yang paling nyaman dan aman sehingga tidak ada persoalan," imbuh Junaedi Yunus.

Kata Junaedi Yunus, kalau tol, bukit ditebasnya, lurah ditimbunnya, dan sungai dibuat jembatannya.

Feeder tol tidak mengganggu sistem jaringan jalan yang sudah ada.

Baca juga: Tol Padang-Pekanbaru Dinilai Stagnan, Ini Komentar Komisaris PT Hutama Karya

Junaedi Yunus menyampaikan, untuk persoalan bisa jadi ada, tetapi itu relatif gampang karena rute mayoritas di daerah Riau.

Junaedi Yunus mengungkapkan, Kementerian PUPR memang meminta Dharmasraya, Sumbar dan Riau membuat pra fisibility study secara terintegrasi.

Itu dalam bentuk pengumpulan data, melihat trase, rapat-rapat dan pertemuan, dan lainnya.

Misal, luas sawah, hasil setahun, luas kebun di Solok Selatan dan lain sebagainya.

Menurut Junaedi, saat ini pembahasannya belum sampai ke teknis, baru study ekonomi awal, yakni mengumpulkan data.

Usulan tertulis sudah ada ke kementerian, makanya, kata Junaedi Yunus Menteri sudah memerintahkan untuk pengecekan. Sedangkan, survei belum ada.

Terkait koordinasi dengan Pemprov Sumbar, ia mengaku sudah ada. Pihaknya membuat tembusan surat ke Pemprov, namun secara tertulis belum dibalas oleh Gubernur.

Baca juga: Sumbar Terancam Kehilangan Jalan Tol Bila hingga 2024 Tak Juga Selesai, Wagub: Kita Dikasih Deadline

"Saya baca di media, secara lisan gubernur sudah membuat statement dia sangat mendukung, Ketua DPRD Sumbar juga mendukung," terang Junaedi Yunus.

Ia mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan ada pertemuan di Indragiri Hulu, Pemkab Indragiri Hulu dalam rangka menyamakan persepsi dan Pemkab Indragiri Hulu sangat antusias.

Rapat dengan Pemprov, ujarnya, memang belum ada, sebab masih jauh lagi prosesnya.

"Kita masih melihat-melihat, kita optimis jadi, karena melihat potensi yang ada," sebut Junaedi Yunus.

Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno setuju dengan wacana tersebut.

Ia mengatakan, sebagai pemerintah sangat mendukung bila koridor antara Dharmasraya dan Rengat resmi disetujui.

"Kalau dipenuhi pemerintah pusat, kita setuju. Silakan diinikan, kalau kita mendukung lah," terangnya.

Positifnya untuk Sumbar, jelas Irwan Prayitno sudah pasti ekonomi bergerak.

"Selain pergerakan semakin cepat, ekonomi juga bergerak," tutur Irwan Prayitno. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved