Syaiful Bersyukur Diberi Hadiah Sepeda, Sudah Jualan Telur Asin Sejak 1990
Dia mengaku begitu senang saat mendapat hadiah berupa sepeda tersebut dari Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Sumbar.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Raut wajah Syaiful (67), warga Seberang Padang, Kota Padang, tampak sumringah saat berhasil membawa pulang hadiah sepeda dalam acara Puncak Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2020 di Hotel Grand Inna Muara, Rabu (30/9/2020).
Hadiah sepeda itu rupanya adalah jawaban untuk permasalahan yang dia sedang hadapi.
Dia mengaku begitu senang saat mendapat hadiah berupa sepeda tersebut dari Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah III Sumbar.
• Tim Fakhrizal-Genius Umar Akan Lakukan Kampanye, Hingga ke Perbatasan Sumut, Riau dan Bengkulu
• Beasiswa S1 Dalam Negeri Masih Dibuka, Raih Peluang Kuliah Hingga Lulus S1
"Saya senang sekali, apalagi sekarang saya dan keluarga sedang kesulitan ekonomi. Ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan nanti," kata Syaiful kepada TribunPadang.com.
Hadiah sepeda yang diterimanya merupakan berkah sebab sepeda yang ia miliki selama ini kondisinya sudah tidak layak pakai untuk berjualan.
Syaiful mengaku, telah menjual telur asin sejak lama yakni 1990 lalu silam sampai sekarang.
Usaha telur asin yang dijalani oleh Syaiful ini tidak mudah.
"Saya berjualan berpindah-pindah tempat. Kadang-kadang depan salah satu bank di Kota Padang, hingga ke RRI Jalan Jenderal Sudirman," ungkap Syaiful.
Setiap hari Syaiful berjualan telur asin, berangkat sekitar pukul 18.00 usai salat Magrib dan baru pulang ke rumah sekitar pukul 24.00 WIB.
Ketika hujan tiba bisanya orang akan berhenti sejenak untuk beristirahat.
Syaiful mengaku tetap nekat berjualan, meski di tengah terpaan cuaca yang tak bersahabat.
"Demi bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan keluarga," imbuh Syaiful.
Masa pandemi Covid-19, kata Syaiful, telah menyebabkan turunnya omzet penjualan.
Alih-alih mengalami peningkatan jumlah pembeli, yang terjadi justru sebaliknya.
Biasanya dalam sehari di luar suasana pandemi, Syaiful mampu menjual 60 hingga 70 butir sehari.
"Sekarang cuma 30 butir sehari. Kadang 25 butir. Harga per butir Rp5.000. Untung kalau habis Alhamdulillah, untung Rp2.000 per butir," terang Syaiful.
Telur asin yang dijual Syaiful diproduksi oleh tetangganya di Seberang Padang.
"Orang sebelah rumah bikin, saya cuma jualan. Daripada duduk-duduk di rumah, lebih baik keliling. Badan sehat, rezeki ada," ucap Syaiful.
Bagi Syaiful berjualan telur asin adalah pekerjaan yang cukup santai.
Meski begitu, ia mengaku sedikit kesusahan berjualan kalau hujan.
"Kadang ke halte sekitar. Kalau pulang nanti, ada aja yang mengantarkan jas hujan," ucap Syaiful.
Syaiful menyatakan, tak hanya dirinya, istrinya juga sudah mendapat dana bantuan.
Dana bantuan tersebut digunakan untuk menjual aneka kue anak-anak di rumah.
"Ini cukup membantu saya. Berjualan hanya malam hari, karena kaki sudah tak sanggup lagi, Alhamdulillah ada rezeki," tutur Syaiful. (*)